REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Warga lereng Gunung Kelud yang mengungsi di sejumlah titik pengungsian mulai kembali ke rumah masing-masing. Sebagian besar warga yang kembali merupakan penduduk laki-laki yang ingin membersihkan rumah dan menjaga ternak.
Warga Dusun Satak, Desa Satak, Kecamatan Puncu, Indra mengakui sudah ada larangan untuk kembali ke rumah dari petugas. Namun, warga terutama laki-laki memilih pulang untuk membenahi rumah. "Kalau pasir tidak dibersihkan, rumah bisa ambruk," ujarnya ditemui Republika di kediamannya, Ahad (16/2).
Ternak yang masih berada di rumah juga membuat warga memilih pulang. Warga Dusun Satak lainnya, Adi mengaku memiliki dua ekor sapi yang harus diberi makan. Bahkan, Adi mengaku tidak mau kembali ke pengungsian. "Saya jaga rumah untuk keamanan," ungkapnya.
Ternak di Dusun Satak tidak ikut dievakuasi. Menurut Adi, pemerintah kabupaten tidak memberi pakan ternak kepada warga. "Kami cari pakan ternak sendiri," ungkapnya.
Dusun Satak berada di radius 10 km dari puncak Gunung Kelud. Warga setempat mengungsi di posko pengungsian di Kecamatan Pare. Namun, Adi mengaku warga mulai kembali ke rumah sejak Jumat (14/2) lalu.
Warga di Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri juga memilih pulang. Warga setempat, Thoyib (55 tahun) memilih pulang untuk menjaga rumah. "Di rumah masih banyak barang," ungkapnya.
Desa Kebonrejo masuk dalam wilayah bencana ring 1 karena hanya berjarak 5 kilometer dari puncak Gunung Kelud. Karena dekat denga puncak, Thoyib mengaku warga kembali ke pengungsian saat malam. Warga laki-laki juga bergiliran ronda saat malam untuk mengamankan rumah.
Pemerintah Kabupaten Kediri tidak mengevakuasi seluruh ternak warga. Ada sekitar 20 ribu ternak sapi di wilayah terdampak bencana. Semula ternak akan dievakuasi terlebih dahulu sebelum penduduk agar warga tidak kembali ke rumah.
N Nur Aini