REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Sejumlah elemen masyarakat Bali yang terdiri dari kalangan mahasiswa dan pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Denpasar, menolak daerahnya dijadikan lokasi penyelenggaran pamaeran rokok dunia.
Kegiatan itu rencana akan digelar di Nusa Nua, 27-28 Pebruari oleh sebuah event organizer bermarkas di Jerman. "Kami tidak bisa menerima kegiatan itu, karena kami menginginkan Bali bebas dari asap rokok," kata Guseka Arya Cyuta.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat itu, mengatakan hal tersebut di Denpasar, Ahad (16/2). Hal itu dikemukakannya saat memimpin aksi unjuk rasa di kawasan Renon Denpasar.
Guseka yang menjadi korrdinator lapangan aksi demo itu mengatakan, Pemprov Bali juga tidak mengizinkan pameran itu dilaksanakan di Bali. Karena Pemprov Bali ingin menjadikan Bali benar-benar bebas dari asap rokok. "Merokok itu tidak baik, bisa merusak kesehatan," katanya.
Sementara itu Pendiri dan inisiator gerakan Indonesia Bebas Rokok, Yosef Rabindanata mengatakan, ada 12.000 orang yang telah menandatangani penolakan pelaksanaan pameran rokok di Bali.
Diantaranya adalah 11.000 orang WNI dari berbagai daerah dan 3.000 orang lainnya adalah warganegara Jerman dan 1.000 lagi berasal dari berbagai negara.
Warganegara Jerman kata Josef menolak penyelenggaraan pameran itu, karena sangat berbahaya bagi kesehatan. Adapun event organizer pameran itu berpusat di Dortmund, Jerman.
Dikatakan Josef, di Dortmund telah berlaku larangan merokok. "Jadi kebetulan saja penyelenggaranya berkantor di Jerman, padahal orang Jerman banyak yang tidak merokok," kata Josef menambahkan.