Senin 17 Feb 2014 11:24 WIB

Ternak di Kediri Sakit Akibat Abu Vulkanis Kelud

Dampak letusan Gunung Kelud
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Dampak letusan Gunung Kelud

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Sejumlah ternak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dilaporkan sakit akibat menghirup udara yang bercamour abu vulkanis akibat Gunung Kelud meletus.

"Ada sekitar 25 ekor sapi dan 36 ekor kambing yang sakit, rata-rata pernafasan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri Sri Suparmi di Kediri, Senin (17/2).

Ia mengatakan, mayoritas ternak yang sakit itu berada di daerah terdampak erupsi Gunung Kelud (1.730 mdpl), di antaranya di Kecamatan Plosoklaten dan Ngancar.

Ancaman sakit, kata dia, bukan hanya masalah pernafasan. Untuk sapi, penyakit radang akan memengaruhi produksi susu. Diperkirakan, turunnya produksi itu bisa mencapai 40 persen per hari. Ia menyebut, jumlah keseluruhan ternak, baik sapi ataupun kambing di daerah terdampak sekitar 3.000 ekor, yaitu di Kecamatan Ngancar, Plosoklaten, Kepung, dan Puncu.

Mayoritas ternak memang belum dievakuasi pascaerupsi Gunung Kelud. Hal itu mengingat, jarak antara status dan erupsi sangat singkat. Namun, ia mengatakan pascaerupsi pada Kamis (13/2) malam, Jumat (14/2) warga ditawari agar ternaknya dievakuasi, dan sebagian menerima serta sebagian enggan. "Mayoritas memang ditinggal ternaknya, jadi orangnya dulu, manusianya dulu yang diselamatkan. Warga meminta bantuan pakan ternak, dan kami berikan, seperti pakan kering," katanya.

Pihaknya menyebut, sampai saat ini belum ada laporan ternak yang mati pascaerupsi Gunung Kelud. Namun, jika ternak yang sakit itu tidak segera ditangani dengan baik, bisa menyebabkan kematian. Untuk memantau kesehatan ternak, pihaknya menurunkan tim medis ternak sebanyak 70 orang. Tim itu masih dibantu dengan tim medis yang juga sukarelawan dari daerah lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement