REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Indonesia dan Malaysia, dua negara berpenduduk mayoritas muslim terus memperkuat kerja sama dalam pengembangan jasa pariwisata
Islami dengan menyasar wisatawan muslim dunia seperti dari Timur Tengah, China, Asean dan negara lainnya.
Keinginan memperkuat kerja sama disampaikan ke dua belah pihak pada acara "Joint Seminar on Islamic Tourism "(Josit) di Kuala Lumpur, Senin.
Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia Dato' Seri Mohamed Nazri bin Abdul Aziz, dalam seminar itu menyampaikan, melalui kerja sama ini diharapkan wisatawan muslim tidak hanya berkunjung ke Malaysia, tapi juga ke Indonesia. Sebaliknya, wisatawan yang dari Indonesia turut berkunjung ke Malaysia.
Bahkan, lanjut dia, kerja sama serupa juga akan dikembangkan dengan negara-negara Asean lainnya seperti Brunei Darussalam, yang penduduknya juga mayoritas muslim.
Dikatakannya, saat ini wisatawan Indonesia menempati urutan ke-2 setelah Singapura dengan jumlah sekitar 2,6 juta jiwa.
Begitu pula sebaliknya, Malaysia menjadikan Indonesia sebagai tempat favorit untuk berwisata.
"Banyak orang Malaysia berwisata ke Indonesia. Mereka berkunjung ke Jakarta, Bandung, Yogya, Bali ataupun Lombok," ungkap Nazri.
Senada disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar bahwa jumlah wisatawan Malaysia ke Indonesia cukup ramai sekitar 1,9 juta jiwa.
"Wisatawan Malaysia itu suka belanja, makan, main golf dan juga menikmati jasa spa syaria," ungkapnya.
Menurut Sapta, adanya kerja sama dalam pengembangan wisata Islami antara Indonesia dan Malaysia ini sangatlah bagus karena memang pasarnya terbuka luas mulai dari Asean, China, Timur Tengah dan negara lain yang warganya beragama Islam.
"Pasar wisata Islami ini sangat besar dan akan terus membesar," ungkapnya.
Oleh karena itu, dia berharap kerja sama ini turut mendorong jumlah wisatawan mancanegara yang ke Indonesia bergerak naik.
"Indonesia, paling berpotensi dalam pengembangan wisata Islami. Kita berharap melalui pengembangan wisata Islami mendorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara sekitar 10-20 persen," ungkapnya.
Disebutkannya, dalam menarik wisatawan Islami ini sejumlah upaya telah dilakukan diantaranya melalui hotel dengan menyediakan sajadah, tanda kiblat sholat, Al Quran, tempat wudhu dan juga tidak menawarkan minuman beralkohol.
"Sejumlah hotel di Indonesia juga telah menyediakan fasilitas tersebut dan diharapkan para wisatawan muslim itu semakin nyaman dan senang berada di Indonesia," ungkapnya.