Selasa 18 Feb 2014 09:01 WIB

Lanal Timika Antisipasi Penyelundupan Senjata

Sejumlah truk milik PT Freeport Indonesia terparkir di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.
Foto: Antara
Sejumlah truk milik PT Freeport Indonesia terparkir di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Pangkalan TNI AL Timika, Papua, mewaspadai aksi penyelundupan senjata api untuk mendukung eksistensi gerakan separatis Papua Merdeka, melalui perairan Laut Arafura.

Komandan Pangkalan TNI AL Timika Letkol Laut (P) Mulyadi di Timika, Selasa, mengatakan wilayah perairan selatan Papua cukup rawan dari aksi penyelundupan senjata api.

Oleh karena itu, katanya, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dari semua pihak, tidak hanya TNI.

"Kesadaran bela negara harus ditanamkan dalam diri semua masyarakat di Timika. Kita harus terus mewaspadai hal ini dan memperkuat jejaring informasi guna mencegah adanya penyelundupan senjata api melalui perairan Laut Arafura," katanya.

Hingga saat ini, Lanal Timika memiliki pos tetap di Fakfak, Kaimana, Agats, dan beberapa pos pengamatan di luar sebelum memasuki area pelabuhan.

Ia menjelaskan bahwa petugas pos akan memantau adanya pergerakan kapal yang masuk ke suatu wilayah, apakah mencurigakan atau tidak.

Pengamanan wilayah perairan selatan Papua juga semakin diperketat dengan adanya patroli rutin armada KRI.

Potensi terjadinya penyelundupan para pencari suaka berasal dari Timur Tengah ke Australia melalui perairan Arafura selama ini, katanya, belum pernah terjadi.

Selain penyelundupan senjata api, wilayah perairan Laut Arafura hingga saat ini masih cukup rawan terjadinya tindak pidana pencurian ikan secara ilegal oleh kapal-kapal berbendera asing.

Pasalnya, katanya, wilayah perairan Arafura kaya dengan sumber daya perikanan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement