REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hajriyanto Y Thohari menilai Dirjen Haji dan Umroh Kemenag Anggito Abimanyu secara ksatria dan terbuka sudah mengakui salah serta khilaf dan menghukum dirinya sendiri dengan mundur sebagai staf pengajar di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
"Saya rasa langkah menuju keputusan yang diambilnya sendiri itu sangatlah pahit bagi beliau sebagai seorang akademisi. Anggito Abimanyu sudah menghukum dirinya sendiri," kata Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari di Jakarta, Selasa (18/2).
Sebelumnya Dirjen Haji dan Umroh Kementerian Agama Anggito Abimanyu menyatakan mundur sebagai akademisi/dosen UGM setelah adanya tuduhan telah melakukan plagiat atas opini yang dimuat pada salah satu media massa.
Menurut Hajriyanto, sosok Anggito Abimanyu merupakan seorang ilmuwan, akademisi, dan dosen sebuah universitas besar dan tua Universitas Gadjah Mada, yang sudah punya kelas sendiri dalam masyarakat akademisi Indonesia. "Tetapi Pak Anggito Abimanyu itu juga manusia. Manusia itu bisa saja khilaf dan salah," kata Hajriyanto.
Lebih lanjut Hajriyanto menegaskan Anggito Abimanyu secara ksatria dan terbuka sudah mengakui salah dan khilaf.
Anggito, tambah Hajriyanto, juga sudah menebus kekhilafan dan kesalahannya dengan mengundurkan diri dari staf akademis/dosen UGM.
"Menurut saya, langkah (mundur) itu sudah sepadan dengan kekhilafannya," kata Hajriyanto.
Hajriyanto menilai Anggito Abimanyu sebagai Dirjen Haji dan Umroh tidak perlu merasa terganggu karena kasus ini. Pasalnya, keduanya tidak terkait secara langsung: Dirjen Haji dan Umroh itu urusan eksekutif, sementara soal "plagiarisme" itu soal akademis.
"Dalam urusan eksekutif yang penting adalah kemampuan eksekutorial dan kebersihan manajemen haji sehingga tetap memenuhi tuntutan 'good corporate governance'. Dan saya menyaksikan selama menjabat sebagai Dirjen Haji dan Umroh, saya belum pernah mendengar isu negatif tentang Pak Anggito," kata Hajriyanto.
Karena itu tambah Hajriyanto, dalam konteks dan perspektif ini, Anggito sebagai Dirjen Haji dan umroh tidak perlu merasa terganggu. "Toh sebagai akademisi Pak anggito sudah menebusnya dengan mundur sebagai akademisi: sebuah tebusan yang cukup mahal. Saya melihat Pak Anggito sudah melepaskan "jubah akademisi"-nya yang sudah membesarkannya, dan kini Pak Anggito tampil sepenuhnya sebagai eksekutif di Kemenag dalam urusan haji," kata Hajriyanto.