Rabu 19 Feb 2014 01:42 WIB

Landasan Lanud Iswahyudi Masih Dibersihkan

  Dua pesawat komersial tertutup abu vulkanik dan tidak bisa dioperasikan di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Regina Safri)
Dua pesawat komersial tertutup abu vulkanik dan tidak bisa dioperasikan di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Regina Safri)

REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Landasan pacu (runway) Pangkalan TNI Angkatan Udara Iswahyudi di Magetan, Jawa Timur, belum dapat dioperasikan karena masih dibersihkan dari sisa abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud pada Kamis (13/2) lalu.

Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Iswahyudi Mayor Sus Wahyudi, Selasa, mengatakan, pembersihan dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna dan melibatkan seluruh anggota yang ada.

"Agar dapat dioperasikan, landasan harus bersih dari apapun. Hal itu mengingat Lanud Iswahjudi merupakan pangkalan udara militer yang mengoperasikan pesawat-pesawat tempur," ujar Mayor Sus Wahyudi kepada wartawan.

Menurut dia, dampak dari abu vulkanik Gunung Kelud, seluruh aktivitas penerbangan, baik keluar maupun masuk di Lanud Iswahyudi Magetan terpaksa dihentikan hingga proses pembersihan landasan selesai.

Adapun proses pembersihan landasan tersebut memerlukan beberapa tahap. Tahap pertama adalah pengerukan lapisan pasir dan debu setebal 1 hingga 2 sentimeter.

Kemudian tahap kedua adalah penyemprotan air dan tahap ketiga adalah pembersihan sisa-sisa pasir dan debu dengan menggunakan "sweeper".

"Diperkirakan pembersihan landasan masih memerlukan waktu hingga beberapa hari ke depan," tutur Mayor Wahyudi.

Ia menambahkan, proses pembersihan baru mencapai sekitar 25 persen dari total landasan sepanjang 3.700 meter. Selain landasan, juga membersihkan "shelter" dan hanggar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement