REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sedang mempertimbangkan untuk membayar gaji sebagian pasukan gerilyawan dan menyediakan lebih banyak angkutan serta informasi intelijen untuk membantu oposisi Suriah.
''AS berusaha mencari lebih banyak pilihan guna membantu menembus kebuntuan baik di medan tempur maupun dalam pembiaraan perdamaian,'' demikian laporan The New York Times pada Selasa (18/2).
Selain itu, Presiden Barack Obama dan pemimpin lain Barat telah menyampaikan keberatan mereka terhadap usul dari Arab Saudi dan negara lain untuk menyalurkan lebih banyak senjata canggih guna memperkuat kelompok gerilyawan, termasuk senjata jinjing anti-pesawat --yang sering disebut 'manpads'. Demikian sebut surat kabar tersebut yang mengutip beberapa pejabat pemerintah.
Sehubungan dengan berkembangnya kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad selama satu tahun belakangan, sebagaimana dikatakan dinas intelijen AS, para kepala dinas rahasia dari negara yang dikenal sebagai teman-teman Suriah bertemu secara diam-diam di Washington pekan sebelumnya.
''Mereka membahas cara terbaik untuk menyediakan bantuan baru mematikan bagi kelompok gerilyawan,'' kata surat kabar tersebut.
''Pertemuan itu, katanya, mencerminkan kepercayaan jalur diplomatik telah habis kecuali Bashar mengalami kemunduran besar militer,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Rabu.