Kamis 20 Feb 2014 00:09 WIB

Depok Sebagai Kota Belimbing Dipertanyakan

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gerbang Kota Depok, Jawa Barat.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Gerbang Kota Depok, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Belimbing Dewa sebagai ikon Kota Depok mulai dipertanyakan. Pasalnya untuk memperoleh buah belimbing di kota ini sulit didapat. Biasanya, kota yang menjadi sentra produksi dapat dengan mudah menemukannya seperti di sepanjang jalan utama atau mudah dijangkau.

Pertanyaannya lagi, gedung pusat koperasi pemasaran buah dan olahan belimbing Kota Depok saat ini terbengkalai dan tidak beroperasi. Hal serupa terjadi pada pabrik pengolahan belimbing yang bahkan tidak pernah beroperasi sama sekali.

Berdasarkan pantauan Republika, gedung pusat koperasi pemasaran tersebut terletak bersebelahan dengan pabrik pengolahan belimbing di kompleks perumahan Sawangan permai, Kecamatan Sawangan Baru, Kota Depok. Kedua gedung tersebut nampak tidak terurus. Halamannya kotor dipenuhi lumpur dan rumput yang sudah lama tidak dipotong.

Tidak ada papan petunjuk apapun di depan kedua bangunan tersebut, kecuali spanduk robek-robek yang bertuliskan “Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing”.

Sementara pada bangunan pabrik, tidak ada keterangan sama sekali mengenai nama gedung tersebut. Kondisi kedua bangunan tersebut bertentangan dengan sikap Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang telah mencanangkan Belimbing sebagai ikon Kota Depok.

Pelaksana tugas (Plt) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Eka Bachtiar, mengakui jika pabrik tersebut belum beroperasi sama sekali. Bahkan koperasi yang sebelumnya sempat buka pun harus tutup dalam kurun waktu dua tahun. 

Pasalnya, Pemkot Depok sedang mempersiapkan terlebih dahulu mesin pengolahan pabrik untuk pengolahan belimbing tersebut. ''Mesinnya sedang dipersiapkan terlebih dahulu, karena itu kan harus steril,'' ujar Eka saat ditemui di Balaikota Depok, Jawa Barat (Jabar), Rabu (19/2).

Meski demikian, Eka tidak dapat menjawab ketika ditanya mengapa persiapan untuk alat pabrik tersebut sangat lama. Padahal pabrik belimbing sudah didirikan sejak lebih dari tiga tahun lalu. Begitu juga saat ditanya mengenai anggaran yang dibutuhkan untuk membangun pabrik tersebut. ''Yang pasti tahun ini ada anggaran untuk pembelian alat pengolahan tersebut,'' terang Eka.

Kepala Dinas Pertanian Depok Abdul Haris mengaku bukan kapasitanya menjawab tidak beroperasinya koperasi atau pabrik belimbing. Hanya saja, dirinya mengaku sudah memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada petani. Terlebih lagi, petani belimbing merupakan usaha. Jadi, pihaknya sebagai supporting system.

''Kita tetap melakukan bimbingan dan pendampingan pada petani. Kita berharap, belimbing tetap ada sebagai ikon Kota Depok. Ya, kalau gerai dan tempat penjualan belimbing ada,'' pungkas Haris.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement