REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Harga beras di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, merangkak naik. Penyebannya karena banyak lahan tanaman padi terendam banjir.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Pekalongan, Ali Reza di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa kenaikan harga beras karena dipicu daerah sentra penghasil padi mengalami gagal panen.
"Banjir yang melanda Kabupaten Pekalongan dan sektar yang belum terjadi belum lama ini mengakibatkan lahan padi milik petani puso dan gagal panen," katanya.
Menurutnya, sejumlah daerah yang mengalami gagal panen itu, antara lain Kecamatan Bojong, Kesesi, Kajen, Wiradesa, dan Sragi. Selain gagal panen, kata dia, kenaikan harga beras juga karena ketersediaan dan distribusi beras juga tersendat akibat jalur pantai utara mengalami banyak yang rusak.
"Meski terjadi kenaikan harga, kami pastikan pasokan beras masih tersedia karena banyak pedagang yang memasok bahan pokok itu dari luar daerah Pekalongan," katanya.
Pedagang beras, Mahmudi mengatakan kenaikan harga beras tersebut sudah mulai terjadi sekitar pertengahan Februari 2014 bersamaan banjir melanda daerah setempat.
Harga beras kualitas satu, kata dia, semula Rp 9.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 9.700 per kg, kualitas dua semula Rp 8.500 per kg naik Rp 9.200 per kg, dan kualitas tiga semula Rp 8.000 per kg naik menjadi Rp 8.700 per kg.
"Harga beras naik karena harga gabah di tingkat petani sudah mahal dan stoknya pun kemungkinan juga sudah mulai menipis," katanya.