REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Oposisi pengunjuk rasa berhasil menguasai istana kepresidenan dan sejumlah kantor pemerintah, di Alun-alun Kemerdekaan Kiev, pada Sabtu (22/2). Di hari yang sama mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko dibebaskan dari penjara, dan disambut ribuan pengunjuk rasa.
Sabtu lalu, merupakan momentum besar dalam krisis politik di Ukraina. Setelah pendemo berhasil mengusai istana kepresidenan, Presiden Yanukovich dikabarkan melarikan diri. Ia menyebut aksi demonstran sebagai bagian dari upaya kudeta menggulingkan kekuasaannya.
Sementara itu, parlemen yang selama ini dikendalikan Yanukovich pada Sabtu lalu berbalik melawannya. Mereka menyerukan pemecatan Yanukovich dan memutuskan digelarnya pemilihan umum pada 25 Mei mendatang. Namun, Yanukovich menganggap parlemen saat ini tidak sah, dan ia menolak mematuhi keputusan parlemen.
Parlemen Ukraina telah memutuskan untuk memberhentikan Presiden Viktor Yanukovich dari jabatannya. Keputusan ini diambil beberapa jam setelah Yanukovich meninggalkan kantornya di Kiev.
Sebanyak 328 dari 447 anggota parlemen yang mendukung tuduhan menyatakan, Yanukovich telah menyalahgunakan kekuasaannya. Parlemen menyatakan, presiden secara konstitusional tak dapat lagi melaksanakan tugasnya.
Setelah keputusan pemecatan Yanukovich, para anggota dewan bertepuk tangan dan menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina. Di Alun-alun Kemerdekaan, setelah perebutan istana oleh para demonstran, Tymoshenko yang baru bebas dari penjara langsung menyampaikan pidatonya.
Dengan rambut kepang yang menjadi ciri khasnya, Tymoshenko duduk di kursi roda dan berbicara dihadapan 50 ribu pendemo.Para pendukungnya bersorak, saat Tymoshenko meninggalkan rumah sakit tempatnya di tahan selama dua tahun.
Pembebasan Tymoshenko menandai transformasi radikal di negara bekas Uni Soviet itu. Meski tampak lelah, kata-kata Tymoshenko jelas memuji aksi para demonstran dan mereka yang tewas dalam bentrokan beberapa waktu terakhir.
Ia mendesak para demonstran untuk tak meninggalkan 'perkemahan' mereka di alun-alun yang dikenal dengan Maidan itu."Kalian adalah pahlawan. Kalian hal terbaik di Ukraina!" serunya di hadapan ribuan pendukungnya. Tymoshenko sebelumnya dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara, pada 2011. Sabtu lalu, parlemen Ukraina sepakat mengeluarkan resolusi pembebasannya.
Tymoshenko merupakan saingan utama Yanukovich dalam pemilihan presiden 2010 silam. Ia dikenal sebagai pahlawan Revolusi Oranye pada tahun 2004 di Ukraina. Tymoshenko mengatakan rencananya untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden beberapa menit setelah pembebasannya.
Salah seorang demonstran Yuliya Sulchanik mengatakan, Tymoshenko akan menjadi presiden Ukraina berikutnya."Dia layak untuk itu," kata Sulchanik.