REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lebih dari 20.000 pencari suaka Sudan Selatan telah tiba di Kenya, saat bentrokan baru antara pasukan pro-pemerintah dan gerilyawan meningkat di negara termuda di dunia tersebut, kata Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), Jumat (28/2).
Menurut badan pengungsi PBB tersebut, 1.690 orang yang baru tiba diterima dan dibawa dari perbatasan Nadapal ke dalam Kamp Pengungsi Kakuma dalam tujuh hari belakangan.
"Ini membuat jumlah seluruh pencari suaka Sudan Selatan yang diterima jadi 20.156. Jumlah mereka sekarang telah melebih ambang 20.000 berdasarkan skenario 1," kata UNHCR di dalam laporan yang dikeluarkan di Nairobi.
UNHCR menyatakan jumlah seluruh penghuni kamp diperkirakan mencapai 149.365, cuma kurang 635 orang dari ambang daya tampugnya, 150.000.
Pemerintah Kenya telah setuju mendirikan kamp baru pengungsi guna menampung lebih banyak pengungsi yang menyelamatkan diri dari pertempuran di Sudan Selatan.
"Dari 20.156 orang yang diterima, 9.217 orang telah didaftar di Departemen Urusan Pengungsi Kenya (DRA) dan 8.503 tercatat di bank data UNHCR hingga 24 Februari.
Sebanyak 324 mantan warga Kakuma juga telah diterima sampai saat itu," kata badan PBB tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang.
Laporan itu dikeluarkan saat pembicaraan antara wakil Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar menghadapi kebuntuan mengenai ketegangan baru yang dipicu oleh bentrokan-sengit baru di empat negara bagian.
Penengah regional dari blok Afrika Timur, wakil khusus Lembaga Antar-Pemerintah mengenai Pembangungan (IGAD) telah menyerukan dicapainya gencatan senjata untuk meredakan pertikaian politik di negara termuda di dunia tersebut antara Presiden Salva Kiir dan mantan wakilnya Riek Machar, yang dipecat dari jabatan pada Juli 2013 dan belakangan dituduh berusaha melancarkan kudeta.
Badan PBB itu menyatakan UNHCR mengamati secara seksama kedatangan pengungsi setiap hari dan operasi saling terkait setiap hari di Kamp Pengunsi Nadapal dan Kakuma, yang penghuninya berjumlah 147.300.
UNHCR mengatakan lembaga tersebut telah bergabung dengan DRA untuk menggagas dialog dengan masyarakat penampung di Daerah Nakururum bagi lahan baru yang diminta untuk mendirikan kamp pengungsi lain yang dapat menampung pengungsi lain.
Menurut beberapa lembaga bantuan, banyak pengungsi telah melakukan perjalanan jauh untuk sampai ke perbatasan. Sebagian pengungsi tiba tanpa membawa apa-apa; yang lain memerlukan makanan, air, tempat berteduh dan perawatan medis. Kebanyakan pengungsi adalah perempuan dan anak-anak.
Puluhan pengungsi Sudan Selatan menyelamatkan diri dari pertempuran di negara asal mereka setiap hari. Mereka menyeberangi perbatasan ke Kenya, Ethiopia dan Uganda, tempat pekerja bantuan menyediakan bantuan kemanusiaan dan medis.
Lembaga medis internasional Medicins Sans Frontieres (MSF) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Kenya untuk memeriksa semua pengungsi yang tiba di Nadapal apakah mereka menderita campak.