REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi, Sumatera Barat, mencatat Gunung Marapi telah mengalami delapan kali erupsi selama Februari 2014.
Secara rinci Gunung Marapi pada 1-28 Februari 2014 mengalami 91 kali peningkatan aktivitas seperti gempa tektonik jauh 49 kali, gempa tektonik lokal enam kali, dan gempa vulkanik A sebanyak 15 kali.
''Gempa vulkanik B 10 kali, letusan delapan kali, dan lima kali hembusan serta gempa tremor lima kali,'' kata Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi, Warseno, seperti dikutip Antara, Sabtu.
Awal Maret 2014 ini, katanya, gunung tidak tercatat alat seismograf mengalami peningkatan aktivitas. "Tidak ada peningkatan aktivitas pada gunung hari ini dari pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB," katanya.
Meski demikian, ia mengungkapkan bahwa gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut itu masih berstatus waspada atau level II. Pihaknya meminta masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari pusat letusan atau kawah gunung.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanah Datar, Padangpariaman, dan Padang Panjang.
Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki gunung dari dalam maupun dari luar Sumbar.
Setiap pergantian tahun, gunung itu selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanah Datar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Marapi.