REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa ia prihatin dengan perkembangan-perkembangan di Krimea. Krimea memanas setelah Ukraina menuduh Moskow mengirim ribuan pasukan ke titik-api di semenanjung Laut Hitam.
"Apa yang terjadi di Krimea mengkhawatirkan kami," kata Merkel dalam pidatonya di dalam satu acara budaya di Berlin, Sabtu (1/3). Ia pun menekankan pentingnya menjaga integritas teritorial Ukraina.
Pemimpin Jerman itu telah berbicara dengan perdana menteri sementara Arseniy Yatsenyuk melalui telepon pada Sabtu. Demikian kata juru bicara pemerintah. Namun, ia menolak untuk mengungkapkan rincian pembicaraan.
Sementara itu Belarusia juga menyatakan prihatin dengan integritas wilayah, kemerdekaan dan kedaulatan di Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei, Jumat.
Makei menganggap apa yang telah terjadi di Ukraina adalah tragis dan menyampaikan keprihatinan mengenai situasi di sana, kata dinas pers Kementerian Luar Negeri Belarusia, Jumat, ketika pemimpinnya mengunjungi Latvia.
"Ukraina adalah tetangga kami di selatan. Perdagangan kami bernilai tujuh miliar dolar AS tahun lalu dan delapan miliar dolar AS setahun sebelumnya. Kami memiliki hubungan ekonomi dan dagang yang erat. Rakyat kami adalah bangsa yang sangat erat," kata Makei setelah pertemuan dengan timpalannya dari Latvia Edgars Rinkevics di Riga.
Tugas paling penting sekarang ialah memulihkan kestabilan, menghindari pertumpahan darah dan menjamin operasi pemerintah sementara, katanya.
Sementara itu di Paris, menteri luar negeri Prancis, Jerman dan Polandia - yang saat ini memimpin upaya penengahan Eropa di Ukraina - Jumat, menyampaikan keprihatinan sehubungan dengan situasi yang memburuk di Ukraina. Mereka mendesak dicapainya persatuan guna menyelesaikan peralihan politik.
"Kami sangat prihatin dengan ketegangan di Krimea. Segalanya harus dilakukan guna meredakan ketegangan di wilayah Ukraina Timur dan mendorong pembahasan damai di kalangan pihak terkait," kata diplomat senior Prancis Laurent Fabius.