REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia tetap mengakui Viktor Yanukovich sebagai presiden sah Ukraina. Rusia juga menegaskan, telah terjadi kudeta konstitusional di Ukraina yang memperuncing situasi.
"Viktor Yanukovich tetap presiden legitimasi Ukraina meski telah menyerahkan kekuasaan," kata Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam jumpa pers di kediamannya di Moskow, Selasa (4/3).
Putin mengatakan sejauh ini tidak perlu dilakukan aksi militer untuk menghadapi situasi terjadi di Ukraina. Namun, kata dia, Rusia memiliki hak untuk melakukan aksi militer sebagai pilihan terakhir.
Rusia, menurut Putin, memiliki kuasa untuk menggunakan semua alat untuk melindungi rakyat Rusia dan Ukraina di Ukraina. Ini menjadi komentar Putin pertama sejak kejatuhan Yanukovich.
Pada saat bersamaan, Menlu AS John Kerry tiba di Kiev, ibu kota Ukraina, untuk memberikan dukungan kepada pemerintahan baru negeri itu. Kerry mendesak Moskow untuk menarik militernya dari Crimea, yang mereka sebut sebagai penjajahan.