REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Marzuki Alie akhirnya dilantik menjadi Ketua Umum Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) oleh Ketua KONI Tono Suratman, Kamis, setelah tertunda karena terkendala masalah administrasi. Ia yang juga Ketua DPR RI terpilih pada Musyawarah Nasional (Munas) PB PTMSI di Hotel Century Jakarta, 4 Februari, untuk memimpin induk organisasi tenis meja Indonesia hingga 2018.
Pelantikan pengurus PB PTMSI periode 2014-2018 oleh Ketua KONI Pusat Tono Suratman di Gedung Piramid KONI Pusat Jakarta, didasarkan pada Surat Keputusan Nomor 29A tahun 2014 tentang Pengukuhan Kepengurusan.
"Selamat bertugas. Harapan saya para pengurus tenis meja Indonesia, segera menetapkan program kerja yang saya rasakan tertinggal jauh dengan organisasi lainnya," kata Tono.
Menurut dia, program yang akan dibuat diharapkan bisa sesederhana mungkin sehingga bisa dilaksanakan dengan baik terutama dalam peningkatan dan pembinaan atlet, begitu juga dengan pengembangan pelatih. Dalam kepengurusannya, PB PTMSI di bawah pimpinan Marzuki Alie ini melibatkan banyak pihak mulai kalangan profesional hingga pengusaha nasional. Selain itu juga memperdayakan mantan atlet tenis meja nasional.
Untuk kalangan mantan atlet, PB PTMSI 2014-2018 menggunakan jasa Anton Suseno. Peraih medali emas nomor ganda pada SEA Games 1999 bersama dengan Hadiyudo Prajitno didapuk sebagai sekretaris jendral. Dari kelangan pengusaha, Marzuli Alie melibatkan pengusaha nasional Alim Markus. Selain itu juga melibatkan beberapa politikus Senayan di antaranya Arya Bima menjadi Wakil Ketua Umum II PB PTMSI.
"Tugas kami saat ini adalah meningkatkan prestasi atlet Indonesia. Berbagai program telah kami siapkan termasuk menggelar Liga Pendidikan," kata Marzuki Alie seusai dilantik.
Menurut dia, demi meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet Indonesia, akan meningkatkan kualitas pelatih. Pihaknya berencana mendatangkan pelatih dari China yang berpengalaman.
Sebelumnya di kepengurusan PB PTMSI terjadi kekisruhan. Beberapa pengurus provinsi selaku pemilik suara juga menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) dan mengangkat Komjenpol Oegroseno sebagai Ketua Umum.