REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bendung irigasi Bibangban jebol tergerus derasnya arus Sungai Cigunungagung, menyebabkan terganggunya pasokan air untuk 160 hektar persawahan wilayah Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Akibat jebolnya bendung itu seluas 160 hektare areal sawah warga terganggu pasokan airnya," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut, Uu Saepudin kepada wartawan, Jumat.
Ia menuturkan, bendung irigasi Bibangban di Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora itu jebol bersamaan dengan kejadian ambruknya jembatan jalur Cijapati akibat derasnya arus Sungai Cigunungagung, Senin (3/3).
Menurut dia, bendung Cibangban jebol karena material bendung tidak mampu menahan derasnya luapan air sungai yang terlalu kuat, padahal bendung itu belum lama diperbaiki.
"Tahun 2011 bendung Cibangban pernah jebol dan telah kita perbaiki, sekarang jebol lagi karena derasnya arus sungai," katanya.
Uu mengatakan, bendung itu akan segera diperbaiki yang direncanakan mulai dilakukan pertengahan tahun 2014.
Jika tidak segera diperbaiki, kata dia, berdampak tidak terpenuhinya pasokan air untuk areal persawahan di Kecamatan Kadungora, akibatnya masyarakat petani akan merugi.
"Kalau tidak segera diperbaiki bisa terjadi penurunan musim tanam dari semula tiga kali bisa menjadi hanya satu kali," katanya.
Sementara waktu, kata Uu, jebolnya bendung tersebut tidak terlalu mengganggu pasokan air persawahan secara meluas, karena masih dibantu dengan turunnya hujan.
"Musim hujan sekarang ini masih terbantu untuk memenuhi kebutuhan air sawah, namun petani khawatir saat kemarau, makanya petani mendesak SDAP untuk memperbaiki bendung itu," kata Uu.