REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Keberangkatan keluarga penumpang Malaysia Airlines MH370 berkewarganegaraan Cina ditunda hingga Selasa guna melengkapi persyaratan keimigrasian, kata Direktur Komersial Malaysia Airlines Hugh Dunleavy di Beijing, Minggu.
Di hadapan para keluarga dan kerabat penumpang warga negara Cina dia mengatakan, "Kami berupaya agar masalah visa dan dokumen keimigrasian lainnya segera selesai".
Ia menambahkan, pesawat pertama akan diberangkatkan Selasa. Namun penundaan itu membuat sejumlah keluarga dan kerabat kesal bercampur sedih dan takut.
"Sebenarnya yang terpenting bukan kami dapat ke Kuala Lumpur, tetapi kami tahu secara pasti dan cepat keberadaan serta kondisi keluarga kamai dalam pesawat itu," ujar salah seorang ibu yang enggan disebut namanya.
Keluarga dan kerabat penumpang Malaysia Airlines MH370 yang hilang di sekitar perairan Vietnam, dikumpulkan di sebuah hotel di Beijing yang dekat dengan Bandara Internasional Beijing.
Di hotel itu pula mereka mendapat informasi terkini yang disampaikan pihak Malaysia Airlines.
Namun, kenyataan pesawat hingga kini belum ditemukan membuat mereka mendesak pemerintahnya lebih intensif berkomunikasi dengan pihak maskapai untuk lebih terbuka terhadap beberapa kemungkinan yang dialami pesawat tersebut.
Perasaan cemas, sedih, takut membuat salah seorang keluarga sempat melemparkan botol air mineral ke pejabat maskapai Ignitias Ong.
Pesawat Malaysia Airlines MH370 menerbangi jalur Kuala Lumpur-Beijing dengan membawa 12 awak pesawat dan 227 penumpang.
Dari jumlah tersebut, 154 warna negara Cina, 38 warga negara Malaysia, tujuh warga negara Indonesia, enam orang warga negara Australia, lima orang warga negara India, empat warga Perancis, dan tiga warga Amerika Serikat.
Pesawat yang dipiloti Zahaire Ahmad Shah (53) juga membawa warga negara Kanada, Ukraina, dan Selandia Baru masing-masing dua orang. Sedangkan dua orang yang menggunakan paspor curian dengan negara Austria dan Italia.
MAS MH370 itu lepas landas dari Kuala Lumpur pada 00.41 waktu setempat dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Capital Baijing pukul 06.30 waktu setempat. Pesawat terkahir melakukan kontak dengan menara kontrol di Subang, pada 02.40.
Hingga kini Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, Cina, Amerika Serikat, dan Thailand sepakat bersama-sama mengerahkan armada SAR untuk mencari pesawat itu. Indonesia sendiri mengirimkan lima kapal perang guna pencarian pesawat tersebut.