REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Minimnya pendidikan Muslimah Malawi menjadi perhatian umat Islam Malawi. Isu tersebut menjadi bahasa utama umat Islam Malawi pada peringatan Hari Internasional Perempuan (IWD).
"Kami akui, umat Islam lebih banyak memperhatikan anak laki-laki ketimbang perempuan," ungkap Fatima Ndaila, Ketua Organisasi Muslimah Nasional Malawi, seperti dilansir onislam.net, Senin (10/3).
Kondisi tersebut, ungkap dia, membuat Muslimah Malawi menanggung beban kemiskinan lantaran kurangnya taraf pendidikan mereka. "Kemiskinan telah mempengaruhi Muslimah Malawi. Ini selanjutnya menjadikan mereka korban pelecehan budaya dan ekonomi," ucapnya.
Ulama ternama Malawi, Imran Sharef menilai kurangnya terhadap pendidikan Muslimah menjadi pekerjaan umat Islam ke depan. Organisasi Islam Internasional beberapa terakhir sudah membantu komunitas Muslim memperbaiki secara bertahap taraf pendidikan Muslimah Malawi.
"Bantuan itu telah berdampak pada banyaknya Muslimah berpendidikan tinggi di berbagai bidang," ucap dia.
Kondisi yang membaik, lanjut dia, dalam waktu yang tak lama lagi akan memperbaiki nasib kalangan Muslimah. Kemiskinan secara bertahap akan berkurang. Pada akhirnya, mereka akan memiliki nilai tawar, dalam hal ini suara untuk perubahan nasib.
Ndaila menambahkan peningkatan kepekaan masyarakat terhadap nasib Muslimah Malawi telah gencar dikampanyekan. Harapanya, akan tercipta satu pemahaman akan pentingnya perbaikan nasib Muslimah Malawi.
Manager program, Ariqatul Quadriah Association Sunni ( AQSA ), maulana Aqeel mengatakan pendekatan yang dilakukan terhadap keluarga Muslim di pedesaaan mulai membuahkan hasil. Pemberdayaan perempuan mulai mengeliat.