REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin membantah adanya nama Michael Bimo Putranto dalam tim kampanye pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jokowi-Ahok. Meski demikian, Boy mengaku kenal dengan pengusaha kayu asal Solo tersebut.
"Setahu saya, di tim kampanye tidak ada nama Bimo," ujar dia dalam konferensi pers di ruang fraksi PDIP di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (11/3).
Boy menjelaskan, tim kampanye merupakan tim resmi yang dibentuk oleh partai dan nama-namanya dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum. Di luar tim kampanye, ujar dia, ada tim sukses dan relawan yang jumlahnya sangat banyak.
Mereka, kata Boy, biasanya berkumpul di posko kemanangan Jokowi-Ahok di Jalan Borobudur Nomor 22. "Waktu itu timses banyak. Saya mengenal Pak Bimo itu di posko," ucapnya.
Menurut Boy, setelah Jokowi-Ahok dilantik, tim kampanye dan tim sukses langsung dibubarkan. Tujuannya agar tidak ada orang yang mengambil untung dari tim tersebut. Jika Dinas Perhubungan percaya jika Bimo dapat memengaruhi Jokowi, kata dia, maka itu merupakan tindakan yang sangat bodoh. Sebab, kata dia, siapa pun bisa berpura-pura dekat dengan orang nomor satu di DKI tersebut.
Di kesempatan yang sama, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta HE Syahrial menjamin, Jokowi sama sekali tidak terlibat dalam kasus bus rusak ini. Dia menduga, munculnya nama Bimo, yang disebut sebagai orang dekat Jokowi, hanya sebuah intrik yang dilontarkan oleh lawan politik mereka. Mengingat, tahun 2014 adalah tahun pemilu.
Bimo sendiri, saat dikonfirmasi oleh Republika, membantah jika dikatakan pernah menjadi tim sukses Jokowi. Meski demikian, menurut Bimo, dia pernah menjadi tim pemenangan Jokowi saat kampanye pemilihan Wali Kota Solo.
Seperti diketahui, nama Michael Bimo Putranto disebut-sebut ikut terlihat dalam 'permainan' pengadaan bus rusak di DKI. Jokowi sendiri mengaku kenal dengan pria tersebut. Meski demikian, dia mengaku tak tahu-menahu tentang keterlibatan Michael dalam pengadaan bus.