REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Tim Pencarian dan Penyelamatan (Search and Rescue/SAR) Banda Aceh mengerahkan satu kapal didukung 22 personel untuk mencari pesawat Boeing 777-200 MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang kontak dalam penerbangan Kuala Lumpur-Beijing, China.
"Partisipasi kami untuk turut melakukan pencarian pesawat MAS di kawasan Selat Malaka ini sesuai perintah dari pusat (Jakarta)," kata Kasubsi Operasi SAR Banda Aceh Ibnu Haris saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan, pengerahan Tim SAR Banda Aceh itu berdasarkan kemungkinan pesawat Boeing 777-200 MH270 itu berbalik arah yang diperkirakan melintasi perairan Selat Malaka.
"Misi pencarian internasional itu telah kami lakukan sejak kemarin (Selasa, 11/3). Hari ini kami melanjutkan pencarian dengan menyisir Selat Malaka di perairan Provinsi Aceh," katanya menambahkan.
Namun, Ibnu Haris menjelaskan bahwa pencarian pada Selasa (11/3) sejak pukul 06.30 hingga 17.30 WIB itu tidak menemukan adanya tanda-tanda fisik dari pesawat MAS di perairan Selat Malaka.
Tim SAR Banda Aceh, katanya, pada hari pertama pencarian melakukan penyisiran seluas 64 mil laut persegi atau bergerak dari timur laut Banda Aceh dengan jarak mencapai 74 mil laut.
Pada hari kedua, Rabu ini, Tim SAR Banda Aceh akan memperluas wilayah pencarian yakni menjadi 100 mil laut persegi. "Artinya, ada perluasan wilayah yang akan kami sisir dalam misi pencarian internasional ini," kata Ibnu Haris menambahkan.
Ia juga menjelaskan pada pencarian hari kedua, misi mencari pesawat MAS yang hilang itu juga akan dikerahkan satu unit kapal KN SAR Purworejo dari Batam yang akan bersama-sama melakukan pencarian di Selat Malaka.
Pesawat Malaysia Airlines, MH370 lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur hendak menuju Beijing pada pukul 00.41 waktu setempat, Sabtu (8/7), membawa total 239 penumpang termasuk dua balita dan 12 awak pesawat.
Para pemakai jasa penerbangan MH370 itu terdiri 152 warga China, 38 warga Malaysia, tujuh Indonesia, lima India, tujuh Australia, tiga Prancis, tiga Amerika Serikat, dua New Zealand, dua Ukraina, dua Kanada, dan dari Rusia, Italia, Taiwan, Belanda serta Austria masing-masing satu orang.