REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pemerintah siap untuk membuka pasar di Amman, Yordania, untuk memasarkan langsung berbagai produk asal Indonesia di kawasan Timur Tengah.
"Kita lagi memikirkan untuk membuka toko di Amman, jadi orang Irak atau Suriah bisa membeli langsung dan membayar tunai. Kita sedang bicarakan dengan Duta Besar di Amman," katanya di Jakarta, Rabu (12/3).
Lutfi mengatakan toko yang akan memasarkan produk seperti bahan makanan jadi maupun kelapa sawit Indonesia akan bermanfaat untuk mendorong ekspor nasional agar tidak lagi bergantung pada negara tradisional tujuan ekspor.
"Pasar tunai di Yordania ini tidak terkoneksi perbankan internasional secara menyeluruh, dan ini kita lakukan karena sedang mencari apa yang dinamakan 'nontraditional market' untuk tujuan ekspor," ujarnya.
Selain itu, pemerintah sedang mencari negara non tradisional untuk tujuan ekspor lain seperti Afrika maupun Amerika Selatan, sebagai antisipasi ketika negara tradisional ekspor Indonesia seperti China atau Amerika Serikat mengalami perlambatan ekonomi.
"Kita lihat 'growth' di Afrika Selatan tinggi, Nigeria juga, sedangkan Amerika Selatan seperti Peru, 'growth' juga tinggi. Selain pembukaan pasar tunai, saya juga mau memimpin misi perdagangan ke Aljazair," kata Lutfi.
Untuk tahun 2014, Lutfi optimistis nilai ekspor Indonesia terutama dari sektor manufaktur non migas, akan berada pada angka yang positif dan mendukung kinerja neraca perdagangan secara keseluruhan.
"Ekspor non migas dari Januari lalu, seirama dengan perekonomian dunia, jadi kita melihat ini strukturnya positif. Secara keseluruhan, kita melihat ada struktur yang perlu diperbaiki, namun secara optimis masih bisa berjalan," ujarnya.