REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru diguyur hujan selama dua jam, sejumlah wilayah di Tanjung Priok, Jakarta Utara, terendam air. Rata-rata ketinggian air dari 10-60 sentimeter.
Di Jalan Swasembada XI, Kebon Bawang, contohnya, ketinggian air mencapai 60 sentimeter. Sugiharto, sopir taksi yang melewati Jalan Swasembada mengaku tampak bingung dengan kondisi tersebut. "Kok di sini doang ya yang banjir. Saya sudah keliling sampai Mangga Dua sana pada nggak banjir," katanya saat ditemui ROL, Rabu (12/3).
Rudi, penjual nasi uduk di Jalan Swasembada XI, mengatakan, jalanan tersebut memang lebih rendah dari wilayah Tanjung Priok lainnya. "Biasanya, jam dua baru surut. Sebelumnya mah sampe dengkul," ujar Rudi.
Dijelaskan Rudi, jalanan tersebut sebenarnya sudah ditinggikan sejak 1989. Ini adalah kali pertama banjir di jalan tersebut. Rudi berkata, sejak pembangunan tol Tanjung Priok, wilayah itu selalu kebanjiran. Ia menduga, air dari arah tol mengalir masuk ke jalan itu. "Nggak tau saluran mana tuh yang mampet. Di sini doang yang banjir," ujar Rudi. Rumah Rudi sendiri ikut kebanjiran. Airnya bahkan sampai masuk ke dalam rumah.
Warga mengeluhkan banjir menghambat aktivitas. "Bulan lalu, ketua RW sudah ngajuin ke wali kota, tapi belum ada tanggapan karena belum ada dana," kata Rudi.
Selain Jalan Swasembada Timur, Jalan Swasembada Barat pun tergenang air setinggi 10-15 sentimeter. Air juga merendam wilayah di dekat Terminal Tanjung Priok.
Rohman, tukang ojek sepeda yang selalu mangkal di dekat Terminal Tanjung Priok, mengatakan, banjir di depan Dinashidro-Oceanografi TNI AL, Satsurvey Hidros, dekat terminal sudah sejak Selasa (11/2) malam. "Situ emang selalu banjir kalo musim hujan gini," katanya, Rabu (12/3).