Oleh: Ani Nursalikah
Kedua koin dinar dalam gambar tersebut diterbitkan di Damaskus dalam kurun waktu 12 bulan, yaitu antara tahun 76-77 Hijriah atau 696-697 Masehi. Keduanya terbuat dari emas dengan ukuran yang sama.
Kurang lebih ukuran kin dinar itu sama dengan koin satu sen Inggris meski sedikit lebih berat. Namun, dengan desain yang sangat berbeda. Satu koin menunjukkan profil sang khalifah.
Sedangkan, satunya tidak mempunyai gambar sama sekali. Perubahan ini mengungkapkan, bagaimana Islam di tahun-tahun awal yang kritis mendefinisikan dirinya bukan hanya sebagai sistem agama, tetapi juga sistem politik.
Pada koin dinar pertama, tergambar sosok khalifah Abdul Malik secara penuh. Ini adalah penggambaran awal yang diketahui dari sosok seorang Muslim. Dan, di bagian belakang, tempat biasanya Bizantium menorehkan tanda salib, digambar sebuah bola yang berada di dalam kolom.
Abdul Malik pun ditampilkan secara penuh, berdiri dan berjanggut, mengenakan jubah Arab dan syal penutup kepala ala suku Badui. Tangannya bertumpu pada pedang di pinggangnya. Gambar ini menjadi sumber yang unik bagi pengetahuan dunia tentang pakaian dan tanda kebesaran yang digunakan khalifah di masa awal.
Posenya pun seakan-akan mengancam dan tampak seolah-olah dia akan menghunus pedangnya. Garis yang ada di bawah pinggangnya hampir dapat dipastikan mewakili cambuk.
Gambar itu dibuat untuk menimbulkan rasa takut dan hormat. Gambar yang menjelaskan wilayah Levant atau Mediterania Timur sekarang memiliki keyakinan yang baru dan penguasa baru yang tangguh. Sebuah surat dari salah satu gubernur menegaskan pesan implisit dari gambar ini.
Bunyinya kira-kira seperti ini, “Ini adalah Abdul Malik, komandan para umat, seorang pria tanpa kelemahan. Darinya seorang pembangkang tidak akan mendapat pengampunan. Orang yang menentangnya akan dicambuk!”
Tanpa gambang
Abdul Malik sendiri secara terang-terangan sosoknya tertera dalam mata uang pertama Islam ini. Kemudian, setelah pemimpin itu digulingkan dan digantikan kaisar dari Bizantium, sesuatu yang tidak terduga terjadi dengan koin Abdul Malik. Setelah beberapa tahun mereka menghilang.
Selama tahun 77 hijriah atau 697 masehi, desain koin berubah drastis. Tidak ada sosok khalifah, hanya kata-kata. Ini adalah saat yang menentukan bagi seni publik Islam. Mulai saat itu, tidak ada gambar manusia yang digunakan di arena publik selama lebih dari seribu tahun.