Ahad 16 Mar 2014 22:21 WIB

Globalisasi Dinilai Buka Keran Liberalisasi Perdagangan Antarnegara

Universitas Islam Indonesia
Foto: hminews
Universitas Islam Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Globalisasi membuka keran liberalisasi yang lebar di berbagai sektor khususnya perdagangan barang dan jasa antarnegara, kata Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Edy Suandi Hamid.

"Globalisasi sering diartikan sebagai fenomena meleburnya batas-batas teritorial yang dimiliki oleh suatu negara. Fenomena itu diyakini tidak hanya memberi pengaruh bagi satu atau dua negara, tetapi juga telah menjangkiti hampir seluruh negara," katanya di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, pengaruh itu juga menjangkiti komunitas umat Islam yang tersebar di berbagai belahan dunia. Sebagai bagian dari komunitas internasional, tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam juga mendapat pengaruh dari globalisasi.

"Sayangnya tidak semua pengaruh tersebut membawa dampak positif. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi umat Islam untuk memahami setiap tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh globalisasi secara menyeluruh," katanya.

Ia mengatakan globalisasi yang selama ini banyak dipahami oleh masyarakat awam seringkali hanya berkutat pada persoalan ekonomi. Padahal, globalisasi juga meliberalisasi arus pemikiran dan informasi.

"Banyak nilai-nilai dan ideologi asing yang tanpa kita sadari telah masuk dalam pemikiran umat Islam sebagai dampak dari liberalisasi informasi," katanya.

Menurut dia, selama pemikiran tersebut sejalan dengan konsep Islam maka tidak menjadi soal. Namun permasalahan terjadi ketika pemikiran yang diadopsi ternyata bertentangan dengan pemahaman Islam.

"Oleh karena itu, peran para cendekia dibutuhkan untuk kembali meluruskan pemahaman umat Islam," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) itu.

Ia mengatakan globalisasi juga memberi peluang bagi tumbuh berkembangnya dakwah-dakwah Islamiyah di negeri-negeri non-Muslim. Hal itu merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan oleh para pendakwah.

"Para pendakwah harus memanfaatkan peluang tersebut karena masyarakat dunia semakin terbuka dengan berbagai nilai dan pemikiran. Alangkah baiknya jika mereka juga dikenalkan dengan nilai-nilai Islam," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement