REPUBLIKA.CO.ID, Khartoum -- Gubernur Darfur Utara Osman Kbir selamat dalam serangan setelah ia mengunjungi sebuah kota yang dikuasai singkat oleh gerilyawan, kata satu sumber yang mengetahui insiden itu, Ahad (17/3).
"Ia baik-baik saja," kata sumber itu kepada AFP, setelah serangan Sabtu terhadap Gubernur Kbir, yang merupakan kekerasan terakhir yang menandai ketidakstabilan wilayah tersebut.
Serangan itu berlangsung ketika ia kembali ke ibu kota negara bagian tersebut, El Fasher, setelah menilai keadaan di kota Mellit, lebih dari 50 kilometer ke arah utara.
Belum ada petunjuk mengenai siapa yang melancarkan serangan tersebut. Pusat Media Sudan (SMC) melaporkan bahwa Kbir, yang didampingi delegasi keamanan dan legislatif, mengunjungi daerah itu, namun tidak menyinggung-nyinggung terjadinya serangan.
MSC memiliki kedekatan dengan badan keamanan Sudan. Kantor Berita SUNA pada Sabtu mengutip Kbir yang mengatakan, Mellit "sepenuhnya dikuasai angkatan bersenjata" setelah serangan oleh gerilyawan.
Minni Minnawi, yang memimpin kelompok gerilya tentara Pembebasan Sudan, mengatakan kepada AFP, Kamis, pasukannya telah merebut kota itu.
Menurut pasukan penjaga perdamaian internasional, "sejumlah personel militer dan warga sipil" menjadi korban setelah serangan pekan lalu terhadap pangkalan militer Sudan di Mellit.
PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus di wilayah Darfur pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritas mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untuk menuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan. Pemerintah Khartoum menyebut jumlah kematian hanya 10.000.
Sebanyak 1,4 juta orang berada di kamp-kamp pengungsi di Darfur setelah meninggalkan rumah mereka selama konflik di wilayah Sudan barat itu.