REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki memang tidak menunjukkan sikap tegas atas konflik yang terjadi di Crimea antara Rusia dan Ukraina. Namun, Turki menyatakan, pihaknya baru akan bertindak jika muncul ancaman terhadap Muslim Tatar di Crimea.
Menlu Turki Ahmet Davotoglu mengatakan, intervensi Turki sangat mungkin dilakukan jika ada masalah dengan Muslim Tatar. Kepada mantan ketua majelis Rakyat Tatar Crimea, Mustafa Abdulcemil, Davutoglu menuturkan, keterlibatan Turki tidak bisa ditolak ketika ada ancaman serius terhadap Muslim Tatar.
"Saya pegang janji itu. Namun, kita percaya Muslim Tatar tidak akan mendapat perlakuan buruk," kata Mustafa seperti dikutip media-media Turki termasuk koran Zaman.
Turki menjadi rumah bagi sekitar 5 juta warga Tatar Crimea. Di Crimea sendiri ada sekitar 300 ribuan Muslim Tatar atau sekitar 12-15 persen dari total populasi. Etnis Rusia masih menjadi warga mayoritas di sana, mencapai 52 persen.