REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wacana Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad sebagai calon wakil presiden (cawapres) makin menghangat. Mengenai wacana ini, Samad akan mengambil sikap setelah melakukan shalat Istikharah.
"Berikan waktu saya untuk shalat Istikharah dulu," ujar Samad, selepas acara diskusi di gedung KPK, Jakarta, Rabu (19/3). Namun, Samad menyangkal jika sudah ada partai atau calon presiden (capres) yang sudah meminangnya. Menurut dia, wacana itu hanya muncul di media.
Samad masih tetap pada pendapatnya. Sebagai manusia, ia mengatakan, tidak akan bisa mengatur atau menolak takdir Tuhan. Ia mencontohkan ketika pada akhirnya menjadi Ketua KPK. "Cita-cita saya ingin bergabung untuk memberantas korupsi, tapi ternyata takdir saya itu menjadi Ketua KPK. Saya gak bisa nolak," ujar dia.
Andai akan terjun ke dunia politik, Samad mengatakan, harus meminta izin terlebih dulu kepada semua pimpinan KPK. Termasuk kepada jajaran lembaga antirasuah itu. "Kalau pimpinan dan pengawai KPK merestui dan seletah shalat Istikhara saya sudah mendapatkan petunjuk, barulah saya mengambil suatu keputusan," kata dia.
Namun, Samad sekali lagi membantah berkeinginan untuk menjadi pemimpin negara ini. Ia mengatakan, tidak mempunyai tampang untuk menjadi pemimpin negara. "Tampang saya kan bukan tampang Ketua KPK. Tampang saya kan bukan tampang seorang presiden atau wakil presiden," ujar dia.