REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88) mengamankan paket berisi bom yang dikirim melalui jasa angkutan barang dari Surabaya ke Makassar.
"Baru-baru ini ada pengiriman bom dari Surabaya menuju Makassar dengan jasa pengiriman barang, bom itu telah kami amankan," kata Kapolri Jenderal Pol Sutarman usai menghadiri silaturahmi dengan pemimpin redaksi di Gedung National Traffic Management Centre Korlantas Polri, Jakarta, Jumat (21/3).
Sutarman mengatakan paket berisi bom tersebut ditemukan pada 13 Maret dan 19 Maret lalu yang diduga untuk target-target di Surabaya. "Ini sudah diikuti lama, yang tadinya digunakan untuk target-target di Surabaya," ungkapnya.
Sutarman menyebutkan ada tiga pelaku yang ditangkap, yakni di Lampung, Bengkulu dan Makassar. "Jadi tiga pelaku. Saya enggak hafal namanya," ucapnya.
Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan berdasarkan hasil operasi penindakan Densus 88 AT Polri di wilayah Jakarta dan Bengkulu. Tersangka yang diamankan pada 13 Maret 2014, yakni Bambang Aribowo alias Hari Rahayu alias Galih alias Goli alias Andi alias Mbah Marijan.
Pelaku ditangkap di Bandara Soekarno Hatta pada saat mendarat dari Makassar, Sulsel. Kemudian, pada Rabu (19/3) pukul 09.45 WIB telah dilakukan penangkapan terhadap tersangka Ambo Intang ditangkap di SPBU Km 6.5, Jalan P Natadirja Natadirja, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
Barang bukti yang telah disita, yakni berupa dua buah bom (1 bom pipa, 1 bom 'Tupperware') di JNE Sengkang Wajo.
Saat ini bom sudah ditangani oleh Tim Penjinak Bom (Jibom) Satbrimobda Sulselbar. Bom tersebut dikirim oleh tersangka melalui JNE Desa Panggung Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dengan tujuan JNE Sengkang Wajo, Sulawesi Selatan.
"Rencananya akan digunakan untuk bom di warung remang-remang di Barabba Belopa Kabupaten Luwu, dan mereka sudah melakukan survei terhadap sasaran yang akan diledakkan dengan bom tersebut," papar Ronny.