Sabtu 22 Mar 2014 05:45 WIB

Caleg Perempuan Prioritas pada Pembangunan Daerah Pinggiran

Poster caleg di angkutan umum,   (ilustrasi)
Foto: Republika/Amin Madani
Poster caleg di angkutan umum, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA-- Calon anggota legislatif perempuan Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Retno Insiyah, dari Partai Golkar, mengungkapkan optimisme dan prioritasnya terkait infrastruktur, khususnya di daerah pinggiran.

"Saya ingin prioritaskan dan sangat optimistis dengan perkembangan kemajuan pembangunan infrastruktur jalan, khususnya di daerah pinggiran yang hingga saat ini masih belum dirasakan oleh masyarakat setempat," kata Caleg nomor urut 3, dapil II wilayah Kecamatan Jekan Raya, Bukit Batu, dan Rakumpit itu, di Palangka Raya, Jumat.

Dia mengungkapkan, selain Kecamatan Bukit Batu, Kelurahan Kanarakan, wilayah Kecamatan Rakumpit seperti Kelurahan Pager, Panjehang, Mungku Baru, juga masih belum dirasakan betul-betul oleh masyarakat terkait penggunaan aset jalan yang ada di daerah itu.

Pihaknya tetap optimistis, dengan menggunakan strategi khusus, prioritas percepatan pembangunan infrastruktur di "Kota Cantik" Palangka Raya secara berkelanjutan bisa cepat teratasi, jelas caleg incumbent yang juga masih duduk menjadi Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya.

Dia menyatakan, selama ini keluhan masyarakat setempat sering menjadi perhatian pihaknya, terutama pada kaum perempuan, namun karena terbatas anggaran dari pemerintah yang menjadi hambatan salah satu percepatan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran kota.

"Saya melihat akses jalan belum merata bagi masyarakat, khususnya perempuan atau ibu-ibu rumah tangga yang ingin melakukan aktivitas pada pagi hari harus selalu mencari jalan alternatif," kata perempuan kelahiran Kota Palangka Raya itu.

Menurut dia, banyak potensi yang dapat digali dari kalangan ibu rumah tangga untuk mengembangkan industri rumah tangga atau bentuk aktivitas kewirausahaan lainnya. Namun, apabila sarana infrastruktur tidak mendukung, maka akan menjadi sia-sia, sehingga mendapatkan suatu hambatan yang perlu dipikirkan kembali untuk memajukan daerah itu.

"Kube sangat potensial untuk memunculkan usaha kecil di masyarakat, sehingga sangat diperlukan akses jalan yang memadai. Ini lah yang perlu dikontrol oleh lembaga legislatif sebagai mitra kerja pemerintah setempat," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement