REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kabut Asap menyatakan tiga alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menyatakan kualitas udara di Provinsi Riau mulai membaik atau sehat untuk dihirup manusia.
Tiga alat ISPU tersebut menurut laporan yang diterima, Ahad (23/3) siang, masing-masing yang terpasang di wilayah Kandis, Kabupaten Siak dan di Petapahan, Kabupaten Kampar serta di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.
Tiga wilayah ini merupakan lokasi operasional PT Chevron Pasific Indonesia (CPI), untuk Kandis alat Ispu menunjukkan angka 21 polutan standar indeks (psi), sementara di Petapahan 33 psi dan di Rumbau berada di angka 34 psi.
Sesuai dengan Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup, jika alat ISPU menunjukkan angka di bawah 50 psi, maka kualitas udara dinyatakan laik konsumsi atau kategori baik (good).
Sementara itu enam alat ISPU lainnya yang terpasang di Kecamatan Siak Sri Indrapura dan Minas, Kabupate Siak, berada di angka 60 hingga 61 psi yang artinya sedang (moderate).
Kemudian dua alat ISPU yang terpasang di Kota Duri, Kabupaten Bengkalis berkisar pada angka 92-94 psi juga masuk kategori sedang.
Sementara itu alat ISPU yang berada di Kota Dumai menunjukkan angka 99 psi dan di Libo, Kecamatan Mandau, Bengkalis, juga masuk kategori sedang dengan 71 psi.
Dari data satgas yang disampaikan pada Sabtu (22/3) hanya ada satu alat ISPU yang terpasang di Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir yang masih masuk kategori tidak sehat dengan angka 175 psi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri menyatakan, sampai saat ini berbagai upaya untuk menormalkan kembali kualitas udara di Riau terus dilakukan oleh tim terpadu penanggulangan bencana kabut asap.
Saat ini, menurut informasi, telah dibentuk tiga satuan tugas meliputi upaya pemadaman titik kebakaran lahan, penegakan hukum, dan penyelamatan kesehatan masyarakat yang terkena dampak bencana asap.