REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Peralatan yang digunakan untuk mencari sinyal dari kotak hitam milik Amerika Serikat telah tiba di Australia pada Rabu. Puluhan pesawat dari Australia, AS, New Zealand, Cina, Jepang, dan Korea Selatan juga telah menyisir selatan Samudera Hindia untuk menemukan puing yang diduga MH370.
Amerika Serikat telah mengirimkan pesawat tanpa awak bawah laut milik angkatan laut AS dan pendeteksi kotak hitam berteknologi tinggi yang cocok dengan kapal pertahanan Australia di Perth.
"Titik lokasi jatuhnya pesawat lebih dekat dari Australia," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbot, seperti dilansir dari Strait Times. "Sejumlah puing terlihat di wilayah tersebut ketika penerbangan terakhir dilakukan. Cuaca buruk menghambat pencarian sehingga sempat tertunda," katanya.
Kapal milik Angkatan Laut Australia kembali lagi ke lokasi pencarian setelah badai sempat menghambat pencariannya pada Selasa kemarin. Sedangkan, kapal pemecah es milik Cina dan tiga kapal angkatan laut Cina juga telah berada di lokasi pencarian.
Pada penerbangan awal yang dilakukan oleh P3 Orion milik Jepang pun telah kembali ke Perth pada Rabu siang. Juru bicara AMSA juga menyebutkan sejauh ini mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda puing.
Masa pencarian untuk menemukan kotak hitam pesawat ini tinggal beberapa hari saja karena kotak hitam hanya memiliki daya tahan baterai selama sebulan. "Towed Pinger Locator belum akan tiba di lokasi pencarian hingga 5 April nanti," kata otoritas Malaysia.
Di tempat lain, para penyelidik pun meyakini seseorang telah mengendalikan pesawat dan mungkin telah mematikan sistem komunikasi pesawat. Penyelidikan hilangnya MAS ini merupakan salah satu investigasi yang paling sulit.