REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menjadi bagian dari relawan pemantau Pemilu 2014. IPM pun siap mendukung gerakan satu juta relawan pengawas pemilu.
Dalam pertemuan bersama pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akhir pekan lalu, perwakilan IPM bertemu Komisioner Bawaslu Daniel Zuchron dan jajarannya. Dalam pertemuan itu, IPM sepakat turut menyukseskan jalannya pesta demokrasi lima tahunan ini.
Ketua Umum PP IPM Fida Afif mengatakan, perkumpulan pelajar Muhammadiyah itu ingin ikut menyukseskan pemilu dalam rangka mendorong kesadaran pemilih pemula di kalangan pelajar.
Dalam hal ini, pihaknya ingin mengingatkan mengenai pentingnya pengawasan partisipatif dan mencegah terjadinya politik pragmatis-transaksional.
“Sudah sepatutnya pelajar mengawal jalannya Pemilu 2014. Hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan pelajar, ya bagaimana turut memantau di lapangan agar Pemilu 2014 ini minim dari pelanggaran-pelanggaran,” ujar Fida.
Dengan demikian, ia berharap, proses demokrasi itu bisa berlangsung kondusif, aman, damai, tertib, dan lancar. “Inilah peranan pelajar atau pemilih pemula sebagai wujud pendidikan politik dan kesadaran kritis.”
Ia menambahkan, pelajar merupakan basis pemilih pemula. Karena itu, selain harus bersikap cerdas, juga harus mengetahui bagaimana mengambil sikap. Jangan mudah tergiur atau bahkan hanya menjadi objek politik.
Dalam beberapa hari ke depan, IPM akan memaksimalkan potensi kader-kadernya dari berbagai daerah di Tanah Air untuk berperan aktif dalam gerakan satu juta relawan pengawas Pemilu 2014.
Anggota Komisioner Bawaslu Daniel Zuchron mengatakan, pihaknya sangat senang dan berterima kasih atas kesediaan IPM bekerja sama dengan Bawaslu dalam melakukan pemantauan pemilu melalui program sejuta relawan pengawas pemilu.
“Semoga peran serta IPM ini bisa membangkitkan kerelawanan pemilih pemula untuk berperan aktif dalam pemilu. Inilah peranan pelajar atau pemilih pemula sebagai wujud pendidikan politik dan kesadaran kritis,” ujar Daniel.