REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO– Jenderal Abdel Fattah el Sisi akhirnya resmi mendeklarasikan diri untuk mengikuti bursa pemilihan Presiden Mesir, Rabu (26/3). Ia juga resmi mengundurkan diri dari jabatannya saat ini sebagai Menteri Pertahanan dan Jenderal Militer Mesir.
El Sisi mengenakan seragam militer dan berbicara di televisi nasional untuk mengumumkannya. Ia mengatakan, saat itu adalah terakhir kalinya ia mengenakan baju seragam militer. ‘’Saya menyerahkan seragam ini untuk membela negara,’’ kata dia seperti dikutip dari Al Jazirah.
Pemilihan Presiden Mesir akan dilaksanakan bulan depan dan El Sisi diramalkan menang dengan mudah. Sisi mengatakan Mesir sedang dihantui terorisme. Ia bertekad memberantasnya dan mengembalikan martabat negara.
"Saya telah menghabiskan seluruh hidup saya sebagai tentara demi negeri ini. Sekarang saya mengatakan pada kalian, bahwa saya akan maju untuk menjadi Presiden Mesir. Dukungan dari anda semua akan menjadi kehormatan untuk saya,’’ kata dia.
El Sisi telah lama diharapkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan mengembalikan tradisi. Selama ini sejak 1952, Presiden Mesir selalu datang dari kalangan militer kecuali Mohammed Morsi yang datang dari kalangan independen. El Sisi telah menjadi sosok yang paling kuat sejak berhasil menggulingkan Morsi dengan kekuasaan militernya.
Bahkan, pendukung Morsi yang dikenal sebagai Ikhwanul Muslimin telah dilabeli teroris. ‘’Bukan politik atau militer yang berhasil menggulingkan rezim sebelumnya, tapi kalian lah,’’ katanya.
Di antara para pendukungnya, Sisi sangat populer. Banyak orang melihatnya sebagai sosok kuat yang dibutuhkan negara untuk menstabilkan krisis. Namun, di mata oposisinya dari banyak golongan Islam ia dikecam sebagai dalang kudeta yang menjatuhkan presiden independen terpilih.
Usai pendeklarasian El Sisi, pendukung Morsi turun protes di jalanan di pusat kota Kairo. Anggota senior Ikhwanul Muslimin, Magdy Karkar mengatakan pencalonan El Sisi sama saja dengan menggulingkan demokrasi. Artinya, kudeta terhadap Morsi dilegalkan.
‘’Pencalonannya tidak akan menghasilkan kestabilan di Mesir. Memang benar ia memiliki banyak pendukung yang mencintai dan menghormatinya, tapi Sisi juga memiliki banyak pembenci yang menuntut tanggung jawab atas kejadian berdarah karena ulahnya,’’ kata Karkar kepada kantor berita AP.
Di kota kelahiran Sisi, pencalonannya langsung dirayakan sejenak setelah ia menyelesaikan pidatonya. Rekan dekatnya di sana, Mohammed Haroun sangat bersemangat dan bahagia. ‘’Ini adalah keputusan terbaik yang ia ambil semasa hidupnya,’’ katanya.
Sementara warga lain, Sabry Ahmed yang melihat pengumuman Sisi di sebuah //coffee shop// memilih bersikap diplomatis. ‘’Dia orang politik, orang militer dan orang ekonomi. Dia mengerti negara. Kita tak bisa membandingkan dia dengan orang lain,’’ katanya.
Amerika Serikat, yang selama ini membantu militer Mesir untuk menggulingkan Morsi tidak berkomentar banyak atas pencalonan El Sisi. AS menyatakan mereka tidak mendukung salah satu pihak dalam pemilu Mesir.