Oleh: Ani Nursalikah
Saluran komunikasi antara Islam dan Barat Kristen berkembang di Sisilia utara, selatan Italia, dan Spanyol.
Bangsa Arab membutuhkan waktu hampir satu abad untuk menaklukkan Sisilia yang dimulai pada 827-917 M. Selama satu setengah abad berikutnya, Sisilia merupakan negeri Muslim di Eropa Abad Pertengahan.
Perkembangan sastra Arab di Spanyol
Saat bangsa Norman menaklukkan Sisilia pada paruh kedua abad ke-11, mereka telah menggunakan sistem administrasi maju peninggalan Islam. Dari Sisilia sistem itu menyebar ke Prancis dan Inggris.
Sumber kepustakaan menunjukkan bahwa di kantor kearsipan Norman surat-surat disusun dalam tiga bahasa, yakni Arab, Yunani, dan Latin. Ketiga sekretaris bekerja secara berdampingan.
Kantor-kantor arsip menyelenggarakan pelatihan bagi calon sekretaris dari berbagai tingkatan. Calon sekretaris sebelumnya telah memperoleh pendidikan dasar di sekolah dasar dan menengah, yaitu maktab dan kuttab.
Pendidikan lanjutan diperoleh secara privat, di sekolah milik kantor administrasi atau di madrasah sambil mempelajari ilmu hukum agama. Di sisi lain, pada masa-masa awal di Spanyol, bahasa Arab klasik telah membuat terkesan golongan muda Kristen Spanyol. Mereka mengkajinya untuk menguasainya.
Pada pertengahan abad ke-9, penulisan surat di Spanyol merupakan jenis sastra Arab yang dipraktikkan dengan baik oleh kaum muda Kristen. Para pemuda Kristen tertarik mempelajari bahasa Arab klasik dan bangga dengan pengetahuan mereka tentang itu. Mereka bahkan mengabaikan bahasa Latin warisan leluhur mereka.
Mereka menulis surat dalam bahasa Arab klasik dengan gaya bahasa yang menyamai para penulis surat Arab Spanyol. Pemuda Kristen ini mempunyai obsesi menyamai bahkan mengungguli para penulis surat.