Selasa 01 Apr 2014 20:21 WIB

Menelusuri Kata Haq dalam Alquran (2-habis)

Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: Erdy Nasrul

Ensiklopedia tersebut menjelaskan kata al-haq terulang dalam Alquran sebanyak 227 kali dengan aneka ragam arti seperti agama.

Di antaranya, kata ini ditemukan pada surah 10: 82, 8: 8, dan 21: 18. Kata haq di sejumlah ayat itu dimaknai, antara lain, dengan Alquran, Islam, keadilan, tauhid, kebenaran, nasib, kebutuhan, antonim kebatilan, keyakinan, kematian, kebangkitan, dan puncak dari tafsir makna al-haq adalah Allah.

Allah adalah al-haq karena tidak mengalami sedikitnpun perubahan. Dia wujud yang bersifat wajib. Tidak tergambarkan dalam benak bahwa Allah disentuh ketiadaan atau perubahan seperti yang dialami makhluk.

Dia yang berhak disembah, tiada yang berhak disembah kecuali Allah. Dia juga al-haq karena segala yang bersumber dari-Nya pasti benar, mantap, dan tidak berubah.

Imam al-Ghazali menguraikan sebagaimana dijelaskan dalam ensiklopedia Alquran, apa yang diinformasikan merupakan satu dari tiga kemungkinan, batil secara mutlak, haq secara mutlak, atau dari satu sisi haq, dan dari sisi lainnya adalah batil.

Sesuatu yang dari sisi zatnya tidak mungkin wujud adalah batil secara mutlak, lawannya adalah haq, yaitu Allah, karena wujudnya wajib adanya. Adapun yang dari satu sisi haq dan sisi lain batil adalah hal yang bila ditinjau dari zatnya tidak ada atau tidak dapat ada kecuali bila diadakan.

Nah, dari sisi ini dia batil, tetapi bila ditinjau dari wujudnya setelah diwujudkan Allah yang wajib wujudnya itu, dia haq.

Segala sesuatu selain Allah mengandung haq, namun bersifat relatif karena dia tadinya tidak ada, kemudian diadakan, lalu akan ditiadakan lagi. Sesuatu yang terjangkau akal dan dibenarkan olehnya dinamai juga haq walaupun sifatnya relatif karena pembenarannya bersumber dari pemilik akal yang relatif.

Ucapan juga ada yang terjangkau oleh akal dan dibenarkan olehnya serta sesuai dengan kenyataan maka ketika itu, dia pun menjadi haq. Ucapan paling haq adalah kalimat tauhid “la ilaha illallah” karena dipahami akal, dibenarkan olehnya, serta kandungannya tidak berubah sama sekali sampai kapan pun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement