REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI-- Lima belas warga sipil tewas dalam satu ledakan di timur laut Nigeria Selasa, setelah pasukan menggagalkan apa yang militer katakan upaya serangan bunuh diri oleh gerilyawan Boko Haram.
Di antara korban tewas adalah anggota sipil dari kelompok siaga yang membantu tentara dalam upaya mereka untuk memadamkan pemberontakan, yang telah mengklaim lebih dari 1.500 orang tewas dalam tahun ini saja.
Juru bicara pertahanan Chris Olukolade mengatakan, ledakan di Mulai, di pinggiran kota jantung spiritual Boko Haram, Maiduguri, menghancurkan delapan kendaraan.
"Enam teroris tewas sementara satu lainnya telah ditangkap," katanya menambahkan dalam satu pernyataan, menyebutkan hal itu sebagai "serangan bunuh diri".
Pihak militer mengatakan sebelumnya bahwa tentara "memobilisasi" tiga dari empat mobil bermuatan bahan peledak yang para gerilyawan rencanakan untuk diledakkan di satu stasiun bensin. Tetapi sebuah ledakan kemudian merobek daerah itu, menewaskan empat pejuang Boko Haram dan melukai lima tentara.
Laporan-laporan awal menunjukkan bahwa tentara yang ditempatkan di pos pemeriksaan di jalan Maiduguri-Damboa dijadikan target. Namun para saksi mata mengatakan para penyerang kemudian berupaya untuk mempercepat melewati pos pemeriksaan, untuk meledakkan stasiun bensin itu, yang didukung dengan kendaraan-kendaraan karena kekurangan bahan bakar yang telah melanda negara itu.
Boko Haram telah disalahkan untuk serangkaian ledakan di Maiduguri pekan lalu, yang setidaknya menewaskan lima polisi dan tiga warga sipil. Kelompok ini telah berulang kali menyerang petugas keamanan selama pemberontakan yang bertujuan untuk menciptakan negara Islam yang ketat di Nigeria utara.
Kerusuhan telah menewaskan ribuan orang sejak tahun 2009. Sejak awal tahun ini, lebih dari 250.000 orang telah mengungsi akibat konflik di tiga negara bagian: Borno, yang Maiduguri adalah ibu kotanya, tetangganya Yobe dan Adamawa, kata badan bantuan utama Nigeria bulan lalu.
Tiga negara telah di bawah keadaan darurat sejak Mei 2013, ketika militer meluncurkan ofensif untuk menyirnakan Boko Haram. Namun hasil dari kampanye itu beragam, dan serangan-serangan dilakukan dengan sejumlah warga sipil dan anak-anak sekolah yang tidak berdaya dibantai dalam beberapa pekan terakhir ini.