REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Tim Pusat Arkeologi Nasional menemukan sejumlah artefak peradaban kuno, di wilayah Dusun Ngreco, Desa /Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Diperkirakan sejumlah bukti sejarah ini berasal dari peradaban abad ke-7 atau lebih tua dibandingkan dengan perdaban Candi Borobudur.

Ketua Tim Ekskavasi Pusat Arkeologi Nasional, Agustijanto Indradjaja mengatakan, pihaknya telah melakukan penggalian selama dua hari di wilayah tersebut. Penggalian ini melibatkan Balai Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Geomorfologi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Pusat Kebudayaan Prancis di Jakarta.

“Kami menemukan batu bata, pecahan gerabah dan jaladwara,” ungkap Agustijanto, di lokasi penggalian, Rabu (2/4). Tim tambahnya, bakal segera melakukan penelitian terhadap beberapa potongan batu bata, gerabah, dan jaladwara berfragmen ini.

Diperkirakan sejumlah artefak ini merupakan peninggalan  abad ke-7. Ini didasarkan pada penemuan prasasti, yang letaknya tidak jauh dari lokasi ekskavasi ini.Dalam prasasti ini tertulis angka tahun 685 saka atau sekitar 760 masehi. Sejauh ini, prasasti yang pailing tua adalah Prasasti Canggal di Magelang.

Pada prasasti tersebut ada tanda penanggalan 732 masehi. “Untuk memastikannya, tim akan membuka penelitian lebih rinci,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, Tim Balai Arkeologi Nasional tengah mencari jejak-jejak Syailendra di Pantai Utara Jawa Tengah, mulai dari Kabupaten Tegal, Pekalongan, Batang, dan Kabupaten Semarang. Di Kabupaten Batang, tepatnya di wilayah Kecamatan Gringsing, juga ditemukan petirtaan dan jalan tembus ke Dieng.

Sementara di Kabupaten Semarang, tepatnya di Dusun Ngreco, Tuntang juga ada indikasi adanya petirtaan. “Hal itu dibuktikan dengan temuan jaladwara,” tambahnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika