REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Rais Aam Syuriah PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) menegaskan bahwa NU secara institusi tidak akan membahas calon presiden (capres), karena NU memang bukan peserta Pemilu 2014.
"NU nggak akan ikut Pemilu, karena bukan peserta, tapi warga NU sebagai warga negara harus ikut Pemilu, karena itu NU tidak akan membahas capres, tapi kalau ulama bertemu ya sering, hari ini juga baru bertemu, bahasannya juga macam-macam," katanya kepada Antara di Surabaya, Jumat.
Setelah menghadiri akad nikah putri Mendikbud Mohammad Nuh, yakni Rachma Rizqina Mardhotillah, yang juga dihadiri puluhan ulama itu, ia menjelaskan warga NU boleh terlibat dalam politik praktis.
"Pemilu itu terserah kepada warga NU, karena kedaulatan rakyat memang ada di tangan mereka. Kalau warga berpolitik boleh-boleh saja, asalkan jangan membawa-bawa nama NU. Boleh juga ulama membahas capres, tapi itu sebagai warga, jangan melibatkan institusi NU," katanya.
Secara terpisah, Rais Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar menyatakan PWNU Jatim akan menggagas Silaturahmi Nasional Ulama untuk memenuhi permintaan para ulama agar "suara NU" tidak dimanfaatkan orang-orang yang tak bertanggung jawab, tapi justru aspirasi NU terabaikan.
"Kami ingin warga NU cerdas dan menggunakan hak pilih untuk mendorong Pemilu dan Pilpres yang lebih berkualitas daripada sebelumnya, karena pemilihan kali ini merupakan pemilihan keempat kalinya pada era reformasi," kata ulama yang juga menghadiri akad nikah putri Mendikbud itu.
NU berharap demokrasi naik pangkat dari demokrasi prosedural menjadi demokrasi substansial yakni demokrasi yang melahirkan pemimpin yang maslahah bagi masyarakat. "Karena itu pilihlah pemimpin yang jujur, aspiratif, dan orang NU juga," katanya.
Menurut dia Pemilu/Pilpres keempat pada era reformasi itu penting dan strategis karena akan menjadi era regenerasi dan Indonesia sedang berada di tengah tekanan liberalisasi dalam berbagai aspek, mulai dari ekonomi, politik, agama, budaya, dan sebagainya.
"Tapi, kita belum tahu waktu silaturrahmi itu, karena kami juga menunggu hasil istikhoroh dari para ulama tentang rencana itu, kemudian kami akan menentukan agenda acara dan lokasi silaturrahmi ulama itu," kata pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedung Tarukan, Suarabaya itu.
Dalam kesempatan itu, pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), menjadi saksi pernikahan putri Mendikbud Mohammad Nuh, kemudian khutbah nikah disampaikan KH Mas Yusuf Muhajir (Dresmo, Surabaya) dalam Bahasa Arab dengan irama Saudi Arabia.