REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin mendalangi penyerbuan gedung pemerintahan Ukraina di kota Ukraina bagian timur pleh demostran pro-Rusia, Ahad (6/4). Hal ini menyebabkan ketegangan tingkat lanjut antara Kiev dan Moskow.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Arseb Avakov mengataka, polisi akan segera memulihkan ketertiban di kota tanpa melakukan kekerasan. “Saya yakin Viktor Yanukovych dan Putin bekerja sama untuk meningkatkan ketegangan antara Kiev dan Moskow,” katanya.
Avakov di laman Facebooknya mengatakan Putin dan Yanukovych yang memerintahkan dan membayar kelompok separatis itu. Jumlah demontran itu tidak banyak tetapi mereka sangat agresif.
“Situasi akan kembali normal tanpa adanya perteumpahan darah. Memang benar, itu adalah tugas para penegak hukum. Namun, sejujurnya tak ada cara yang damai dalam mentolerir pelanggaran hukum yang dilakukan oleh para provokator,” ujar Avakov.
Para demontran menyerbu gedung pemerintah Ukraina di pusat industri Donetsk dan kantor pelayanan kemanan di sekitar Luhansk. Mereka juga mengibarkan bendera Rusia di atap gedung tersebut.
Para demonstran menunutut pembebasan polisi anti huru hara yang dituduh membunuh para demonstran pro-Ukraina saat penggulingan Yanukovych, Febuari lalu.