Senin 07 Apr 2014 18:22 WIB

Ssttt, Andi Bertemu Adhyaksa di Toilet Pengadilan Tipikor

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bilal Ramadhan
 Mantan Menpora Andi Mallarangeng memberikan keterangan pers usai menjalani sidang perdananya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, (10/3).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Mantan Menpora Andi Mallarangeng memberikan keterangan pers usai menjalani sidang perdananya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, (10/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Suara nyaring air di toilet, jadi suara latar sesi bercengkrama dua mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhiyaksa Dault dan Andi Alfian Mallarangeng. Keduanya terlibat percakapan saat bertemu di kamar kecil, setelah Majelis Hakim PN Tipikor memberikan skorsing sidang lanjutan perkara korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sarana Olah-raga (P3SON) Hambalang, Senin (7/4).

Tidak ada yang penting dalam percakapan kedua mantan pejabat tinggi negara itu. Tapi, sepertinya, percakapan ini, adalah perjumpaan pertama Andi dan Adhyaksa, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mencokok Andi ke Rumah Tahanan (Rutan).

Adhyaksa, memang dijadwalkan hadir sebagai saksi untuk perkara Andi. Adhyaksa dibutuhkan keterangannya sebagai bekas Menpora sebelum Andi dalam soal kebijakan proyek pembangunan P3SON. Selama ini, pun, kedua putra asal Celebes ini pun, tampak dingin kalau bicara tentang siapa yang bertanggungjawab soal proyek di Kemenpora itu.

"Halo bos, bagaimana-bagaimana ini," ujar Andi, kepada Adhyaksa. Republika mendengar ungkapan itu, setelah berhasil menyusup ke toilet di lantai 2, PN Tipikor, ketika melihat Adhyaksa masuk ke ruang yang sama. Andi memang terlihat masuk terlebih dahulu. Beberapa penjaga, memang tampak celingak-celinguk di pintu toilet itu. Waktu itu, sekira pukul 13:30 WIB.

Saat Republika menyusul, tampak Andi sedang berdiri tegak menghadap ke tembok (arah timur). Dia terlihat mengenakan batik lengan panjang biru gelap. Sepertinya, Andi sedang buang air kecil. Sebab, dia terlihat berdiri menutupi urinoir sebelah kanan, pada ruang berukuran tak lebih tiga kali tiga meter tersebut.

Adhyaksa, yang terlihat sedang membasuh muka di wastafel (menghadap ke arah selatan) persis di belakang Andi, menyaut tanya tersebut dengan nada bergurau. "Haduh, sudah tua kita. Haduh," jawab dia.

Republika yang langsung melipir ke ruang closet pun masih mendengar jawaban gurau dari suara Andi. "Hah, sudah tua? Nggak lah," saut Andi. Terdengar juga suara tawa Andi dan Adhyaksa dalam obrolan itu. Sebelum tawa jeda, Andi masih melanjutkan tanggapannya soal ungkapan kata tua dari Adhyaksa.

"Haduh, masi mudalah," ujar Andi. Mantan Sekertaris Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu pun terdengar masih sempat tanyakan tentang kabar menteri pengganti keduanya, Roy Suryo. "Iya, iya. Bagaimana Roy Suryo," tanya Andi kepada Adhyaksa.

Akan tetapi, Adhyaksa tidak menjawab tanya itu. Republika yang mengintip dari celah pintu closet yang tak bisa terkunci, melihat, ternyata Adhyaksa sedang mengambil wudhu untuk shalat zuhur. Di PN Tipikor, memang ada musholla, tapi tak ada tempat untuk berwudhu.

Alhasil, semua yang hendak shalat, terpaksa wudhu dengan menggunakan air dari wastafel. Termasuk seorang bekas menteri seperti Adhyaksa sekali pun, harus bersusah payah berwudhu di wastafel yang tingginya, seukuran pinggang orang dewasa.

"Gak sempat datang ke sini (ke pengadilan). Ini juga kenapa mendadak begini," jawab Adhyaksa. Mendengar itu, Andi pun kembali tertawa.

Ketika Republika keluar dari ruang closet. Rupa-rupanya, tampak Andi pun sedang menunggu giliran untuk mengambil wudhu di wastafel yang semula digunakan oleh Adhyaksa. Wastafel pada toilet itu, sebenarnya ada dua. Tapi, yang sebelah kiri tidak bekerja.

Usai dengan percakapan itu, Adhyaksa teratur keluar dari toilet. Tak lama berselang, Andi pun ikut keluar. Keduanya terlihat masuk ke mushola yang cuma berjarak sejengkal dari ruang toilet. Ketika keduanya berada di dalam mushola, terlihat dari kaca tembus pandang, Andi mengimami Adhyaksa untuk shalat berjamaah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement