REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG– Warga yang ingin melakukan aktivitas sehari-hari di luar rumah, kesulitan mencari kendaraan umum angkutan kota (angkot) di beberapa wilayah kota Bandar Lampung, pada hari pencoblosan Rabu (9/4). Warga terpaksa jalan kaki menuju pasar dan tempat lainnya.
Para supir angkot dan ojek motor, tidak beraktivitas seperti hari-hari sebelumnya pada hari pesta demokrasi ini. Sejak waktu Subuh hingga siang hari, supir angkot dan supir ojek motor, tidak kelihatan di pinggir jalan. Warga yang ingin ke pasar tradisional untuk berbelanja terpaksa berjalan kaki.
“Saya terpaksa jalan kaki, soalnya nunggu angkot hampir satu jam tidak lewat,” kata Umi Fathi, warga Tanjungkarang Barat. Ia berniat ingin mengunjungi kerabatnya di wilayah Kemiling, Bandar Lampung, pada pagi hari.
Ida, warga Beringin Jaya, juga kesulitan mencari angkot untuk pergi ke Pasar Bambu Kuning. Biasanya ia menaiki angkot di depan perumahannya. Namun, setelah menunggu satu jam, angkot trayek Kemiling-Tanjungkarang, tidak melintas. “Terpaksa menumpang motor anaknya,” kata ibu tiga anak ini.
Hari pencoblosan Rabu (9/4) ini, jalan-jalan protokol kota dan pemukiman penduduk sejak pagi hingga siang hari, tampak lengang. Aktivitas lalu lintas jalan raya hanya terlihat kendaran pribadi. Angkot dan tukang ojek yang biasa parkir atau ngetem di pinggir jalan, tidak terlihat.
Menurut Rio, supir angkot Kemiling-Tanjungkarang, ia sengaja tidak menjalankan mobil angkotnya karena ingin mencoblos di kampungnya. Menurut dia, kalau juga memaksakan menjalankan angkot, penumpang juga sepi, karena hari libur nasional.
“Penumpang juga sepi, karena libur nasional, pegawai dan anak sekolah libur, rugi tak dapat setoran,” ujar bapak dua anak ini.