Oleh: Ani Nursalikah
Pada 1352 M, pecah perang antara John V dan putra Kantakouzenos, Matthew. Ayahnya meminta bantuan Orhan untuk memberikan sebuah benteng bagi pasukannya di bawah Sulaiman Pasha di Semenanjung Gallipoli.
Ini adalah wilayah pertama yang diduduki Ottoman di Eropa. Penaklukan berikutnya terjadi setelah terjadi bencana alam.
Menurut Colin Imber dalam The Ottoman Empire: 1300-1650, pada saat Orhan meninggal pada 1362 M, kerajaannya memiliki karakteristik yang membedakan kerajaan Ottoman pada abad ke-20.
Kerajaan itu terdiri atas daratan di Asia dan Eropa. “Kota-kota dan pedesaan juga penguasanya telah membangun masjid pertama dan tempat ibadah yang membedakan kerajaannya sebagai negara Muslim,” tulisnya.
Berkembang pesat
Dari tulisan-tulisan kecil diketahui putra Orhan, Murad I (1362-1389 M), memegang takhta setelah terjadi perang sipil. Pada akhir 1360-an, ia memegang tampuk kekuasaan kerajaan di Anatolia dan Eropa yang berkembang dengan pesat.
Di timur, ia menggabungkan kerajaan Turki yang berada di antara barat laut Anatolia dan Antalya di pantai Mediterania.
Kisah lain mengatakan bahwa Murad memperoleh sebagian Kerajaan Germiyan sebagai hasil perkawinan putranya Bayezid dengan putri Germiyanid. Mulai dari Hamid ke selatan Germiyan, Murad memperolehnya dengan cara membeli.
Amber mengatakan, pemerintahan Murad dimulai dengan sebuah kekalahan yang kemudian menahan penaklukan Ottoman di seluruh Eropa. “Kemenangan besar Murad yang pertama di Eropa kemungkinan terjadi pada 1369 M ketika pasukan Turki menduduki Adrianopel (Edirne),” ujarnya.
Penguasaan kota tersebut mendorong dua raja Serbia dari Macedonia membentuk aliansi melawan Murad dan menyerang pasukannya di Sungai Maritsa pada 1371 M.
Keduanya kehilangan nyawa dan dalam kata-kata kisah pendek Yunani dikatakan, “Sejak saat itulah, kaum Muslim mulai menundukkan kerajaan-kerajaan Kristen.”