Sabtu 12 Apr 2014 03:00 WIB

Pengamat: Pemilih Dianggap Tak Terpengaruh Survey

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Bilal Ramadhan
 Sejumlah Warga Negara Indonesia di Singapura menunjukkan tinta di jari usai menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2014 yang dilangsungkan di KBRI Singapura, Ahad (6/4). (Antara/Yuniati Jannatun Naim)
Sejumlah Warga Negara Indonesia di Singapura menunjukkan tinta di jari usai menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2014 yang dilangsungkan di KBRI Singapura, Ahad (6/4). (Antara/Yuniati Jannatun Naim)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Apabila hasil quick count pascapemungutan suara tida beda jauh dengan hasil perhitungan akhir KPU. Maka sebagian besar partai politik (Parpol) sebenarnya mengalami kekalahan atas target yang belum lama ini mereka canangkan.

PDI Perjuangan melalui Jokowi Effect berharap mampu memperoleha 27 persen, faktanya hanya 19 persen. Kemudian Golkar hanya berkisar 15 persen, tidak mencapai target /Presidential Treshold/, begitu juga Demokrat, dari target 15 persen hanya 9 persen.

Sekjen Centre of Information and Cultural Studies (CICS), Hidayat Nahwi Rasul mengatakan, saat pemilih berbicara lewat hak suaranya, mereka seolah menolak prediksi hasil survey yang menyebutkan angka persentase parpol. Kondisi itu dianggap meruntuhkan optimisme parpol.

"Masyarakat Indonesia masih menggunakan hati nuraninya dalam memilih parpol serta calon legislatif," kata Hidayat saat dikonfirmasi ROL, Jumat (11/4).

Hal ini, kata dia, menjadi pelajaran bagi para calon anggota dewan agar dapat bekerja secara maksimal, bukan saat dekat pelaksanaan pemilu. DPR dan DPRD periode berikutnya diharap mampu membawa perubahan bagi kondisi Indonesia saat ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement