Senin 14 Apr 2014 06:06 WIB

Jam Air Mekanik Ibn al-Haitham (1)

Ibnu Haitham (ilustrasi).
Foto: Muslim-academy.com
Ibnu Haitham (ilustrasi).

Oleh: Ani Nursalikah     

Al-Haitham adalah salah seorang ilmuwan Muslim multidimensi.

Abu Ali al-Hasan Ibn al-Haitham lahir di Basra, Irak, sekitar 965 M atau 354 H. Karier ilmiahnya dimulai di Basra dan berkembang pada akhir abad ke-10 hingga awal abad ke-11.

Di Eropa, ia dikenal sebagai Alhazen. Sejak karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12, ia mengubah pemahaman kontemporer mengenai cahaya dan visi.

Untuk memuaskan dahaganya akan ilmu pengetahuan dan kebenaran, al-Haitham mempertanyakan dan menguji banyak hal di bidang fisika, astronomi, khususnya optik. Bukunya, opus magnum Kitab al-Manazir (Kitab Optik), mempenaruhi ilmuwan di dunia Arab dan Latin.

Selain optik, ia juga berkontribusi dalam matematika, astronomi, obat-obatan, dan kimia. Selain fisika dan optik, ia juga menulis lintas bidang, antara lain, botani, teknik, logika dan metafisika, etik, bahkan agama.

Deskripsi mengenai jam air ciptaan al-Haitham terdapat dalam kitab Maqala fi Amal al-Binkam. Dua salinan kitab ini berada di Perpustakaan Suleymaniye Istanbul, Turki. Dalam kitab itu dijelaskan secara rinci mengenai jam air.

Ia menulis jam air merupakan penemuan baru yang memberi petunjuk jam dan menit. Jam di masa itu belum memberi petunjuk mengenai jam dan menit. Ia membuat jam itu secara trial and error beserta kalkulasinya.

Al-Haitham menggunakan silinder dengan lubang kecil di dasarnya sebagai penggerak utama untuk memberitahu waktu. Begitu silinder tersebut tenggelam ke dalam tangki berisi air, cara kerjanya menyerupai jam air. Cara kerja ini kemudian diadopsi ahli teknik Muslim, al-Muradi, Ibn Ridhwan al-Sa’ati, dan al-Jazari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement