REPUBLIKA.CO.ID, VALENCIA -- Barcelona dan Real Madrid berada dalam kondisi berbeda jelang partai final Copa del Rey di Stadion Mestalla, Valencia, Kamis (17/4) dinihari WIB. Barcelona sedang dirundung duka, sementara Madrid tengah berapi-api.
Barcelona baru saja mengalami pekan buruknya dengan menuai dua kekalahan beruntun. Setelah disingkirkan Atletico Madrid dari perempat final Liga Champions, pasukan Katalan menelan kekalahan mengejutkan atas Granada pada laga terakhir La Liga. Kekalahan oleh Granada sangat memukul Lionel Messi dkk. karena semakin menyulitkan langkah untuk mempertahankan gelar.
Berbeda dengan Barcelona yang permainannya cenderung menurun di akhir musim, performa Madrid justru terus meningkat. Tim berjulukan Los Blancos sukses melaju ke semifinal Liga Champions dengan menyingkirkan Borussia Dortmund lewat agregat 3-2. Madrid pun tampil beringas pada laga terakhir La Liga dengan menggasak Almeria 4-0.
Kondisi itu bukan berarti bahwa Madrid yang bakal menjadi pemenang. Namun, siapa yang punya punya nyali paling besar-lah yang bakal mengangkat trofi.
Bek Barcelona, Carles Puyol, menyadari pentingnya kekuatan mental pada duel el clasico nanti. Menurut dia, dua kekalahan beruntun justru menjadi pecut meraih kemenangan.
"Ini adalah gelar penting. Apalagi, kami akan melawan musuh terbesar kami," kata Puyol dilansir Soccerway, Selasa (15/4).
Motivasi Barcelona semakin besar karena ingin meredakan tekanan para fans kepada pelatih Gerardo Martino. Puyol menegaskan permainan buruk Barcelona belakangan ini bukanlah kesalahan Martino, melainkan kesalahan tim.
"Dan semoga kami bisa menghadirkan kebahagiaan untuk fans setelah dua kekalahan menyakitkan," Puyol berharap.
Madrid tidak mau sesumbar. Pasukan Los Blancos juga harus menyiapkan mental baja. Bagaimana tidak, Madrid selalu menuai kekalahan oleh Barcelona pada dua pertemuan La Liga musim ini. Saat berlaga di markas Barcelona, Madrid tumbang 2-1. Madrid pun dipermalukan di kandang sendiri dengan skor ketat 3-4.
Juru taktik Real Madrid, Carlo Ancelotti, menyebut laga ini bukan sekadar mencari pemenangan Copa del Rey, tetapi juga akan sangat berpengaruh terhadap mental kedua tim untuk menjalani lima laga sisa La Liga.
"Tim yang akan keluar sebagai pemenang akan mendapat motivasi besar untuk menampilkan permainan terbaiknya di sisa laga La Liga," kata Ancelotti.
Karena itu, ia sangat berharap anak-anak asuhnya dapat tampil trengginas melawan Barcelona. Selain penting untuk menambah motivasi bermain, ini juga akan menjadi gelar perdana Madrid.
Sayangnya, Ancelotti kemungkinan besar tidak akan bisa menurunkan Ronaldo yang masih dalam tahap pemulihan cedera paha. Pelatih asal Italia itu tetap optimistis karena merasa para pemainnya tidak pernah bergantung kepada Ronaldo.
"Dia (Ronaldo) memang dibutuhkan. Tetapi pemain lainnya tidak pernah berkata 'oh Tuhan, apa yang harus kami lakukan tanpa Ronaldo'," ungkap Ancelotti.
Dengan absennya Ronaldo, Ancelotti kemungkinan besar bakal kembali memasang trio Di Maria, Gareth Bale, dan Karim Benzema. Apalagi, ketiga pemain itu menunjukkan kerja sama yang apik saat memetik kemenangan telak atas Almeria.
Barcelona juga bukannya tanpa masalah dalam komposisi pemain. Lini pertahanan Barcelona sedikit keropos dengan absenya Gerard Pique dan kiper Victor Valdes yang sedang cedera.
Laga ini dipastikan berjalan sengit. Sebab kedua tim sama-sama memiliki catatan impresif di Copa del Rey musim ini.
Madrid melaju ke final tanpa kebobolan dengan mencetak 13 gol. Jika Madrid lebih kuat dalam segi pertahanan, namun Barcelona yang lebih tajam dalam mencetak gol. Barcelona tercatat memasukkan 25 gol dalam delapan pertandingan.