Jumat 18 Apr 2014 20:03 WIB

Harga Yodium Mahal, Petani Garam Garut Mengeluh

Rep: c69/Agus Yulianto/ Red: Heri Ruslan
Petani Garam (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani Garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  GARUT – Petani garam di Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat mengeluh. Mereka mengeluhkan mahalnya harga yodium yang mencapai Rp 1 juta per kilogram (kg).

 

“Padahal, yodium itu sebagai bahan tambahan yang harus ada untuk dicampurkan dengan air laut,” kata Ketua Kelompok Tani Muara Tani Tiga, Jono Sujono kepada Republika, belum lama ini.

 

Saat ini, sebanyak 20 warga di empat desa di Kecamatan Cikelet, terus mengembangkan pengolahan garam. Empat desa itu adalah Desa Cekelet, Pamalayan, Cijambe, dan Cigadog. Di desa Cigadog sendiri ada empat warga yang sudah mulai mengembangkan usaha itu.

Pengolahan garam di wilayah itu baru berjalan selama dua tahun terakhir. Awalnya, usaha itu difasilitasi Bank Indonesia (BI).  Jono mengatakan, di desanya ada ladang garam, tapi nggak ada petani garam,” katanya.

 

Berdasarka fakta itu, kemudian diuji coba oleh petani garam dari Indramayu yang sengaja didatangkan ke Garut. Ternyata, kata Jono, hasilnya malah lebih bagus  di Garut, karena kadar garamnya 5 ppm. Sedangkan di Indramayu hanya 3 ppm karena sudah banyak kena limbah.

Ketua Kelompok Tani Sawargi, Muldan, juga mengakui bahwa kualitas kadar garam di laut selatan, khususnya wilayah Garut, sangat bagus. Bahkan saat musim kemarau bisa mencapai 7 per mil, karena tidak tercampur air tawar.

“Sekarang kami masih kesulitan yodium, belinya harus di Bandung. Harganya mahal 1 kg  yodium Rp 1j uta,” keluh Muldan. Kebutuhan untuk yodium memang tidak terlalu banyak.

Namun, menurut Muldan, garam beryodium adalah syarat yang harus dipatuhi jika ingin garamnya masuk ke pasaran. Untuk 500 kg garam, maka pemakaian yodium hanya 1 gram.

Untuk pemasaran, garam yang dihasilkan oleh para petani masih untuk kebutuhan konsumsi warga setempat. Mereka biasa menggunakan garam untuk produksi ikan asin. “Garam biasanya dijual Rp 1.000 untuk 1 kg-nya,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement