Sabtu 19 Apr 2014 17:10 WIB

Murid Tenggelam, Wakil Kepala Sekolah Akhiri Hidup

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Mansyur Faqih
Upaya penyelamatan korban feri Sewol yang tenggelam saat bertolak dari Incheon menuju Pulau Jeju, Rabu (16/4)
Foto: Reuters/Yonhap
Upaya penyelamatan korban feri Sewol yang tenggelam saat bertolak dari Incheon menuju Pulau Jeju, Rabu (16/4)

REPUBLIKA.CO.ID, MOKPO/JINDO -- Wakil Kepala SMA Danwon mengakhiri hidupnya karena dihantui rasa bersalah atas 274 murid yang hingga kini belum jelas nasibnya.

Korea Times, Jumat (18/4) melaporkan, Kang Min-gyu (52 tahun) mengakhiri hidupnya di sebuah pohon di samping sebuah gymnasium di Pulau Jindo. Yaitu tempat keluarga korban menunggu kabar pencarian korban.

Kang diketahui menghilang sejak Kamis (17/4) malam sepulang dari pos penjaga pantai. Sebuah surat ditemukan dalam dompet Kang. "Saya tidak bisa hidup tanpa di tengah ketidakjelasan nasib murid-murid saya," tulis Kang. 

Ia juga meminta abunya disebar di lokasi kecelakaan. Sebulan lalu Kang ditunjuk sekolahnya menjadi kepala guru pendamping studi wisata ke Pulau Jeju. Saat kecelakaan terjadi, Kang selamat.

Ia merasa sangat bersalah dan meminta maaf kepada sekolah serta orang tua siswa. Namun permintaan maaf Kang ditolak.

Sebanyak 476 penumpang dan kru berada dalam feri Sewol yang bertolak dari Incheon menuju Pulau Jeju, Rabu (16/4). Dalam perjalanan, feri tenggelam dan hanya 124 korban berhasil selamat. Mayoritas korban memang murid SMA Danwon.

Para penyelam yang dikerahkan dalam pencarian harus berjuang melawan gelombang kencang dan air yang keruh untuk mencapai titik tenggelamnya kapal. Dengan kondisi ini, kemungkinan menemukan korban selamat jadi semakin kecil.

Keluarga dan kerabat korban berkumpul juga di sebuah sekolah di Ansan. "Saat pertama kali menerima telepon tentang musibah itu, saya masih punya harapan. Tapi kini harapan itu hilang," kata seorang keluarga murid SMA Danwon, Cho Kyung-mi

Berdasarkan jumlah korban, kecelakaan feri Sewol merupakan yang terburuk selama 21 tahun terakhir di Korea Selatan. Investigasi saat ini merujuk pada adanya kesalahan kru kapal di karena tidak ditemui masalah pada pengecekan keamanan sebelum kapal itu berangkat.

Korea Times, Sabtu (19/4), melansir dua kru kapal juga ditahan akibat kelalaian sehingga jatuh banyak korban. Kapten kapal Lee Joon-seok (69) ditahan Sabtu (19/4) dini hari setelah seorang saksi melihatnya yang pertama kali kabur saat kapal mulai tenggelam.

Kantor berita Yonhap melansir, berdasarkan hukum transportasi laut, Lee dihadapkan pada tuntutan kelalaian tugas. Sementara para kru dituntut karena melalaikan keselamatan penumpang.

"Saya tidak yakin di mana kapten kapal berada sebelum kejadian. Tapi setelah kejadian, saya melihatnya di sekitar sini," kata salah satu kru kapal yang sedang libur saat kejadian, Oh Young-seok.

Oh mengatakan Lee berupaya menyeimbangkan kapal sebelum kapal benar-benar miring dan menenggelamkan separuh bagian kapal yang akan menyeberang selama 13,5 jam menuju Pulau Jeju itu.

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement