REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penyalahgunaan Media sosial online di Inggris cukup marak. Bahkan sebagai ajang untuk menghina guru mereka. Menurut survei yang dilakukan terhadap sekitar 7.500 anggota serikat guru, satu dari lima guru mendapat komentar kurang baik di Website.
National Association of Schoolmasters Union of Women Teachers (NASUWT) atau serikat guru Inggris, membenarkan adanya penghinaan yang ditunjukan kepada para guru di Inggris. Yang lebih mengherankan lagi Seperempat penghinaan tersebut berasal dari orangtua dan serangan dari murid-murid yang berusia paling muda enam tahun.
Pahlawan tanpa jasa tersebut menghadapi berbagai macam tuduhan laiknya penghinaan seperti rasisme, dan,perilaku yang tidak pantas . Ada juga yang memberikan ancaman kepada guru.
Penghinaan yang dilancarkan oleh murid tersebut meninggalkan trauma yang mendalam bagi tenaga pengajar. Banyak yang kehilangan percaya diri untuk mengajar setelah melihat komentar-komentar keji yang dibuat oleh murid di kelas. Mereka dan bahkan sebagian mereka memutuskan untuk hengkang profesi guru. Yang lainnya sangat terganggu dengan komentar-komentar itu hingga kesehatan mereka terkena dampaknya.
Menurut pemimpin serikat Chris Keates para murid bertanggung jawab atas sebagian besar kekerasan secara online dan sekitar 27 persen kekerasan itu diyakini berasal dari orang tua dan 9 persen dilakukan secara bersama sama oleh orang tua maupun murid.
Lanjut Keates, banyak guru yang kehilangan percaya diri saat mengajar, akibat dari komentar-komentar keji yang dibuat oleh murid di kelas. Bahkan memutuskan untuk meninggalkan profesi sebagai guru. "Dengan komentar-komentar itu hingga kesehatan mereka terkena dampaknya." Ujar Keates.