REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, membutuhkan sebanyak 1.750 alat peringatan dini tsunami untuk ditempatkan di pesisir pantai dan dusun.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Eliyusman, di Padang, Selasa (22/4), mengatakan, untuk alat peringatan dini, provinsi ini masih kekurangan, dimana setidaknya setiap jorong (dusun), di kabupaten dan kota membutuhkan setidaknya 250 unit, dimana ada tujuh kabupaten dan kota membutuhkannya .
"Untuk alat peringatan dini, seperti sirene, dan alat semacamnya, kita masih membutuhkan jumlah yang banyak, agar menjangkau semua masyarakat, dimana di provinsi ini, ada tujuh kabupaten dan kota yang masuk kawasan rawan bencana alam, atau zona merah disekitar pesisir pantai," kata Eliyusman.
Ia menambahkan, tujuh daerah tersebut yakni Kota Padang, Kabupaten Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Berdasarkan data pada tahun 2013, alat peringatan dini, seperti sirene yang terpasang baru berjumlah puluhan unit, di kabupaten dan kota yang membutuhkan alat tersebut di Sumatera Barat.
BPBD Sumber menjelaskan, untuk pemasangan setiap unit alat peringatan dini tsunami tersebut, setidaknya membutuhkan anggaran lebih kurang Rp 50 juta.
Sirene yang terkoneksi dengan Buoy TEWS (Tsunami Early Warning System), menurut BPBD memang perlu segera ditambah, agar setiap masyarakat mendapatkan peringatan dini yang cepat jika terjadi bencana alam tersebut, dimana wilayah pantai di Sumbar cukup luas.